Bisnis.com, JAKARTA — Penerbitan kredit karbon global pada Juni 2025 melandai secara bulanan, dengan volume 7,5 juta ton setara karbon. Angka tersebut kurang dari sepertiga volume penerbitan pada Mei 2025.
Laporan Layla Khanfar, Joy Foo dan Kyle Harrison dari BloombergNEF memperlihatkan bahwa volume tersebut membuat total penerbitan selama semester I/2025 mencapai 103 juta kredit, 12% lebih rendah daripada 2024.
Terdapat pergeseran tren penerbit kredit karbon pada Juni 2025. Sektor-sektor baru seperti permintaan energi justru menjadi pemasok kredit karbon terbesar pada bulan tersebut dengan volume 3,3 juta ton setara karbon dioksida.
“Proyek baru pertambangan juga memasok kredit karbon, dengan kontribusi 5% pada Juni 2025,” tulis BloombergNEF, dikutip Rabu (9/7/2025).
Sementara itu, penerbitan kredit karbon dari sektor penghindaran deforestasi justru menyumbang penerbitan kredit karbon paling sedikit, yakni sebesar 200.000 kredit. Adapun pasokan kredit karbon dari pembangkit energi baru berjumlah 2,4 juta ton.
Afrika Selatan mendapuk posisi teratas sebagai penerbit kredit karbon selama Juni 2025. Volume kredit karbon yang dipasok Afrika Selatan mencapai 2 juta ton setara karbon yang berasal dari proyek permintaan energi dan pembangkit baru.
Baca Juga
Turki menyusul di peringkat kedua dengan total penerbitan sebanyak 1,4 juta ton dari proyek pembangkit energi, terutama dari proyek tenaga angin. Amerika Serikat juga menjadi salah satu pemasok kredit karbon terbesar pada bulan lalu, dengan sumbangan beragam proyek penurunan karbon mulai dari pertambangan dan kehutanan.
Dari sisi permintaan, pembelian karbon pada Juni 2025 melanjutkan tren penurunan bulanan. Volume kredit karbon yang kadaluarsa hanya mencapai 54% dari total volume pada Mei 2025.
“Hanya 5,2 juta kredit karbon yang dipensiunkan pada Juni 2025 sehingga total permintaan kredit karbon selama semester I/2025 berjumlah 77,8 juta,” lanjut riset tersebut.
Total volume kredit karbon yang kadaluarsa ini 11% lebih rendah dibandingkan dengan torehan sepanjang semester I/2024. Adapun mayoritas kredit karbon yang pensiun pada Juni 2025 berasal dari proyek permintaan energi, bergeser dari dominasi proyek pembangkit energi.
“Afrika Selatan merupakan pemasok 60% dari kredit karbon dari proyek permintaan energi. Negara ini merupakan pasar paling populer selama Juni 2025,” demikian tulis BloombergNEF.
Berdasarkan data aktivitas pembelian korporat yang dipublikasikan secara terbuka, perusahaan energi, teknologi, dan maskapai penerbangan menjadi pembeli kredit karbon terbesar pada Juni 2025.
Perth Energy dari Australia tercatat sebagai pembeli terbanyak dengan pemensiunan sebesar 610.000 kredit. Pembeli besar lainnya mencakup Lenovo, Netflix, dan Air Canada. Ketiganya dikenal aktif dalam perdagangan karbon internasional.