Bisnis.com, JAKARTA — Ekspansi energi terbarukan di China terus menunjukkan tren kenaikan, dengan penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya dan angin dalam skala utilitas yang mencapai rekor tertinggi, menurut laporan terbaru Global Energy Monitor (GEM).
Data Global Solar and Wind Power Tracker memperlihatkan bahwa China tengah membangun tambahan kapasitas pembangkit surya dan angin sebesar 510 gigawatt (GW). Angka ini naik 57% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan tiga perempat dari kapasitas tersebut sedang dalam tahap konstruksi.
Secara keseluruhan, kapasitas proyek surya dan angin operasional dan dalam pengembangan di China telah mencapai 1,3 terawatt (TW) atau 1.300 GW, angka ini melampaui total konsumsi energi Jepang pada 2023.
China juga memperkuat dominasinya di sektor pembangkit angin lepas pantai (offshore wind). Meski saat ini kapasitas angin lepas pantai hanya mencakup sekitar 9% dari total kapasitas angin nasional, teknologi ini makin diminati karena provinsi-provinsi pesisir mendorong target dekarbonisasi yang ambisius.
Wilayah pesisir China merupakan lokasi bagi banyak kota megapolitan dan pusat industri utama negara tersebut. Meskipun wilayah ini hanya menyumbang sekitar seperempat dan sepertiga dari total kapasitas surya dan angin nasional, konsumsi listriknya mencapai hampir separuh dari total konsumsi nasional.
Pada 2024, China menambahkan kapasitas angin lepas pantai sebesar 4,4 GW, atau lebih dari separuh penambahan global pada tahun yang sama. Hingga Februari 2025, China memiliki 67 GW proyek angin lepas pantai dalam pipeline pengembangan, dengan 28 GW di antaranya dalam tahap konstruksi, kontras dengan rata-rata global di luar China yang hanya 2% proyek dalam tahap konstruksi.
Baca Juga
Jika pertumbuhan ini berlanjut, kapasitas angin lepas pantai China berpotensi menggantikan pembangkit batu bara dan menurunkan emisi karbon. Armada angin lepas pantai milik Provinsi Guangdong, yang berkapasitas 11,4 GW, diperkirakan dapat menghindari emisi sekitar 23 juta ton karbon dioksida (CO₂) per tahun apabila beroperasi penuh, jumlah ini setara dengan emisi hasil pembakaran 8,7 juta ton batu bara standar.
Guangdong bukan satu-satunya provinsi pesisir yang mengembangkan angin lepas pantai secara paralel dengan pembangkit berbasis fosil. Dengan kemampuannya menghasilkan listrik secara stabil, angin lepas pantai dinilai cocok untuk mendukung dekarbonisasi industri berat China seperti baja dan petrokimia, yang terkonsentrasi di kawasan pesisir seperti Bohai Rim, Delta Sungai Yangtze, dan Delta Sungai Mutiara.
Namun demikian, tantangan tetap ada, mengingat konsumsi batu bara dan gas masih meningkat secara nasional.
“China sejak lama unggul dalam pembangunan energi angin dan surya, jadi peningkatan kapasitas angin lepas pantai ini bukan hal yang mengejutkan,” ujar Mengqi Zhang, peneliti di Global Energy Monitor dalam siaran pers, dikutip Rabu (9/7/2025).
“Yang benar-benar mengesankan adalah besarnya potensi teknologi ini untuk menggantikan emisi dari bahan bakar fosil dan mempercepat transisi energi bersih di kawasan industri pesisir,” imbuhnya.