Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pernah Gagal, Kini Cirebon Kembali Taruh Harapan Proyek Pengelolaan Sampah Rp100 Miliar

Kabupaten Cirebon mendapat bantuan Rp100 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum untuk proyek pengolahan sampah menjadi RDF, menggantikan batu bara. PT Indocement siap menjadi offtaker RDF.
Ilustrasi pengelolaan sampah di tempat pengelolaan akhir (TPA)./ Bisnis - Puspa Larasati
Ilustrasi pengelolaan sampah di tempat pengelolaan akhir (TPA)./ Bisnis - Puspa Larasati

Bisnis.com, CIREBON — Kabupaten Cirebon mendapatkan bantuan alat pengolahan sampah modern dari Kementerian Pekerjaan Umum senilai Rp100 miliar.

Untuk diketahui, bantuan tersebut merupakan bagian dari program pemerintah pusat untuk mendorong pengelolaan sampah modern di berbagai daerah. Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum memilih Kabupaten Cirebon sebagai salah satu wilayah prioritas untuk penerapan teknologi pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) mengingat volume sampah yang cukup besar dan potensi pemanfaatannya untuk bahan bakar alternatif. 

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon Fitroh Suharyono mengatakan bantuan tersebut merupakan langkah besar menuju pengelolaan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan.

Bantuan berupa alat pengolah sampah menjadi RDF ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Proyek ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan sampah yang selama ini menjadi tantangan besar di Kabupaten Cirebon.

“Kami sangat berterima kasih atas bantuan ini. Dengan adanya alat pengolahan sampah menjadi RDF, kami optimistis mampu mengatasi permasalahan sampah yang sebelumnya sulit ditangani. Ini adalah bentuk dukungan nyata pemerintah pusat kepada daerah,” ujarnya, Kamis (28/8/2025).

Di Kabupaten Cirebon, sampah yang selama ini hanya menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) akan diolah menjadi RDF yang dapat digunakan sebagai bahan bakar di industri seperti pabrik semen.

Saat ini offtaker atau pihak yang akan menggunakan RDF dari Kabupaten Cirebon adalah PT Indocement. Perusahaan semen tersebut telah menyatakan kesiapannya untuk menerima RDF hasil pengolahan sampah dari alat yang akan dioperasikan.

“PT Indocement siap menjadi offtaker RDF yang dihasilkan. Ini tentu memberikan jaminan bahwa hasil pengolahan sampah akan dimanfaatkan dengan baik, sekaligus mendukung upaya pengurangan ketergantungan pada batu bara,” katanya.

Bantuan alat senilai Rp100 miliar ini hadir di tengah upaya Kabupaten Cirebon untuk memperbaiki pengelolaan sampah yang sebelumnya dinilai belum optimal. Fitroh mengakui, terdapat kegagalan investasi dalam proyek pengolahan sampah sebelumnya, yang menjadi pembelajaran penting bagi pemerintah daerah.

“Di masa lalu, kami pernah mengalami kegagalan investasi pengelolaan sampah. Namun, bantuan ini menjadi momentum untuk bangkit dan memperbaiki sistem yang ada. Dengan teknologi RDF, pengelolaan sampah akan lebih efektif, dan limbah tidak lagi menjadi masalah besar,” ucapnya. 

Fitroh menambahkan permasalahan sampah di Kabupaten Cirebon telah menjadi isu yang kompleks. Selain volume sampah yang terus meningkat, kurangnya fasilitas pengolahan sampah modern membuat banyak limbah hanya berakhir di TPA. Dengan bantuan alat pengolah RDF, diharapkan pengelolaan sampah tidak lagi menjadi beban bagi daerah.

Adapun teknologi pengolahan sampah menjadi RDF melibatkan beberapa tahap yakni sampah akan dipilah untuk memisahkan limbah organik dan non-organik. Kemudian, limbah organik akan dikelola dengan cara berbeda, sedangkan limbah non-organik seperti plastik dan kertas akan diolah menjadi RDF.

“RDF memiliki nilai kalor yang tinggi sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Proses ini juga membantu mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA secara signifikan,” tuturnya. 

Sebelumnya, perusahaan pengolah sampah PT Reciki Solusi Indonesia gagal berinvestasi ke Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Hal tersebut terjadi karena tidak ada kesepakatan antara perusahaan dengan pemerintah daerah. Pemerintah pun menyayangkan gagalnya kerjasama tersebut. Padahal, kerjasama itu mampu mengolah 50% atau 600 ton produksi sampah di Kabupaten Cirebon.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro