Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut bahwa peraturan presiden (perpres) terkait dengan pengelolaan sampah menjadi energi alias waste to energy akan rampung pada pekan depan.
Pada dasarnya, Zulhas mendapatkan mandat bersama CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan P. Roeslani untuk menyelesaikan persoalan sampah.
“Kami juga dapat tugas nanti bersama Danantara untuk menyelesaikan selambat-lambatnya 2 tahun waste to energy,” ujarnya dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jumat (15/8/2025).
Pasalnya, masalah sampah sudah puluhan tahun tidak terselesaikan. Bahkan tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) telah menggunung bagaikan gedung-gedung tinggi di Jakarta.
Aturan terkait ketentuan pengolahan sampah tersebut pun segera rilis. Zulhas menyampaikan bahwa Rosan meminta waktu satu minggu untuk merampungkan aturan-aturannya.
“Mudah-mudahan minggu depan jadi perpresnya, kita akan kerjakan pengelolaan sampah yang menggunung itu, waste to energy,” tambahnya.
Zulhas menjelaskan dalam dua tahun tersebut, akan diselesaikan masalah administrasi dalam kurun waktu enam bulan. Sementara satu setengah tahun dalam pembangunannya.
Sebelumnya Zulhas sempat menuturkan bisnis pengolahan sampah menjadi energi listrik di Indonesia cukup diminati oleh negara-negara investor seperti Singapura, Jepang, China hingga Eropa.
Menurutnya, bisnis pengolahan sampah ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Oleh karena itu, diperlukan aturan yang memudahkan investor untuk menanamkan modalnya baik secara pendanaan ataupun teknologi.
"Sekarang ngantri, banyak yang mau. Tapi karena ruwet enggak ada yang berani, enggak sanggup mengurusnya," ucapnya.
Dia menambahkan Danantara akan dilibatkan dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Danantara akan diberi tugas untuk menarik investor dan perusahaan yang berminat mengelola sampah melalui teknologi. Hal ini karena bisnis pengolahan sampah menjadi energi karena dianggap cukup menguntungkan baik dari pendanaan maupun teknologi.
Sebelumnya pun, Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir mengatakan pengolahan sampah merupakan bisnis yang menjanjikan untuk dikembangkan. Meski belum ada investor yang akan masuk pada sektor ini, namun bisnis ini mulai dilirik oleh Singapura, Korea Selatan, Jepang, China dan Eropa.
"Kalau di luar negeri saja, itu bisa payback [balik modal] 5-6 tahun, di luar negeri ya. Saya rasa mirip-mirip lah di sini, malah di sini sudah ada Bantar Gebang-nya udah ada kayak 20 lantai," ujarnya, Jumat (11/4/2025).