Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komitmen Rendah Emisi Karbon, Beton Merah Putih Bangun Rumah Modular

Beton Merah Putih mengembangkan rumah modular untuk mendukung program 3 juta rumah, mengurangi emisi karbon, dan meningkatkan efisiensi konstruksi.
Rumah modular yang dibangun Beton Merah Putih. /istimewa
Rumah modular yang dibangun Beton Merah Putih. /istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Industri properti diketahui menjadi penyumbang 40% emisi karbon global. Hal ini dibutuhkan pengembangan inovasi pembangunan rumah yang efisien. 

Salah satunya, rumah modular yang dapat menjadi solusi serbaguna untuk ruang dan praktik konstruksi yang berkelanjutan. Konstruksi modular merupakan metode di mana bangunan atau struktur dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, yang disebut modul, yang dibangun secara terpisah di pabrik dan kemudian dirakit di lokasi konstruksi

Komponen seperti dinding, jendela dan pintu, dan atap sudah diproduksi terlebih dahulu sehingga nantinya hanya tinggal dirakit (assembly) di lokasi konstruksi sehingga minim limbah. Konstruksi rumah modular lebih cepat 50% dari konvensional dengan menggunakan bahan yang lebih sedikit. Dengan konstruksi yang memakai baja ringan membuat rumah modular lebih kuat, ringan, cepat dalam pembangunan, lebih sejuk, rendah jejak karbon, dan ramah lingkungan.

Penggunaan material yang lebih ramah lingkungan, seperti kayu rekayasa, serta metode pemasangan yang inovatif, seperti robotika, semakin meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan konstruksi modular dan prefabricated. Bangunan modular bisa dirancang dengan teknologi hemat energi, seperti panel surya dan sistem ventilasi pasif, untuk mengurangi jejak karbon. 

Direktur Komersial PT Motive Mulia (Beton Merah Putih) Akhmad Syamsudin mengatakan perusahaan terus berinovasi untuk turut serta mengurangi jejak karbon. Salah satunya dengan penggunaan rumah modular. 

Dengan menggunakan metode modular beton, proses pembangunan terdapat peningkatan kecepatan dan efisiensi karena komponen rumah dibuat secara terpisah di pabrik dan tinggal dirakit di lokasi proyek. Proses ini dapat memangkas durasi konstruksi hingga sekitar 30%-50% sehingga memungkinkan pembangunan satu unit rumah diselesaikan dalam hitungan hari saja.

Teknologi rumah modular ini menekan biaya dan mengurangi ketergantungan tenaga kerja. Dengan proses yang terstandarisasi dan minimnya pekerjaan di lokasi, kebutuhan akan tenaga kerja yang sangat terampil dapat diminimalkan sehingga menghemat biaya secara keseluruhan.

"Lalu menciptakan Lingkungan yang Berkelanjutan. Teknologi produksi Beton Merah Putih mampu secara signifikan mengurangi limbah konstruksi menjadikan metode ini lebih ramah lingkungan dan sejalan dengan praktik pembangunan yang berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan, Kamis (28/8/2025). 

Beton Merah Putih selama ini sudah memproduksi berbagai produk beton berteknologi tinggi yang menjadi solusi konstruksi yang terintegrasi. Produk precast dan readymix diproduksi dengan kontrol kualitas yang ketat di pabriknya. Pihaknya menjamin tingkat kekuatan dan presisi yang konsisten pada setiap unit yang kami produksi.

"Keunggulan ini sangatlah krusial, terutama di Indonesia yang berada di wilayah rawan gempa, karena struktur bangunan menjadi lebih kokoh dan aman," katanya.

Adapun perusahaan telah menghadirkan inovasi teknologi modular beton sejak 2024 sebagai solusi atas backlog perumahan nasional yang menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencapai sekitar 15 juta unit.

Saat ini, modular beton dari Beton Merah Putih sedang diaplikasikan dalam proyek pembangunan 608 unit rumah untuk pabrik gula di Merauke dan telah memasuki tahap produksi komponen modular. Untuk mendukung kelancaran proyek, perusahaan juga tengah membangun pabrik precast di Merauke guna memastikan ketersediaan komponen modular yang efisien, presisi, dan tepat waktu.

"Kami memahami urgensi kebutuhan akan hunian berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Teknologi modular beton pracetak dapat menjadi solusi transformasional, yang mampu memangkas waktu, menghemat biaya, dan memastikan kualitas bangunan. Proyek di Merauke untuk membangun 608 unit rumah berteknologi modular beton adalah bukti awal bahwa inovasi ini aplikabel di Indonesia dan untuk menjawab tantangan perumahan ke depan," ucapnya. 

Pihaknya berkomitmen dalam mendukung program pembangunan perumahan dan infrastruktur yang dijalankan oleh pemerintah. Rencananya, pada Oktober 2025 nanti, Beton Merah Putih akan groundbreaking pembangunan rusunami di Taman Mini Indonesia Indah sebagai bagian dari program 3 juta rumah.

"Kami akan senantiasa berada di garis terdepan dalam mendukung program 3 juta rumah yang sudah dicanangkan Pemerintahan Prabowo-Gibran. Kami berkomitmen untuk menjamin standar pembangunan program kerakyatan ini berada pada kualitas terbaik dari sisi kekuatan, efisiensi waktu, dan efektivitas biaya. Demi kepentingan terbaik dari masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia," tutur Syamsudin. 

Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Wilayah 1 Direktorat Pembangunan Perumahan Perkotaan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Adji Krisbandono menuturkan pemerintah berkomitmen penuh menyukseskan program 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah.

"Kami meyakini bahwa target percepatan Program 3 Juta Rumah dapat tercapai salah satunya dengan dukungan inovasi teknologi yang mampu memberikan nilai tambah berupa efisiensi waktu dan kualitas bangunan yang lebih terkendali," ujarnya.

Menurutnya, keberhasilan program ini membutuhkan sinergi dari berbagai pihak menjadi faktor penentu tercapainya program pembangunan rumah yang sedang dilaksanakan. Pemerintah membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya agar target ini dapat tercapai secara optimal. 

Ketua Umum Ikatan Ahli Pracetak Prategang Indonesia (IAPPI) Hari Nugraha Nurjaman mengatakan pembangunan massal memerlukan kekuatan struktural yang ketat. Oleh karena itu, teknologi beton pracetak digunakan untuk memastikan rumah yang dibangun cepat selesai, aman, dan tahan bencana.

"Dalam program pembangunan massal, kekuatan struktural adalah syarat mutlak. Teknologi beton pracetak memungkinkan setiap komponen rumah dibangun dengan presisi tinggi dan memenuhi standar kekuatan yang ketat. Ini memastikan tiap rumah yang dibangun tidak hanya cepat selesai, tetapi juga tahan lama dan aman bagi penghuninya, terutama dalam menghadapi potensi bencana alam di negeri kita," terangnya.

Beton yang baik merujuk pada kuat tekan karakteristik minimal sebesar fc = 25 MPa. Angka ini setara dengan beton K-300 yang sering menjadi rule of thumb dalam industri konstruksi untuk bangunan struktural.

"Standar sesuai dengan SNI 2847:2019 tentang persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung yang merupakan regulasi baku di Indonesia. Pengujiannya pun kami lakukan di laboratorium dengan kontrol kualitas yang ketat untuk memastikan tidak ada toleransi pada kekuatan dan keamanan," kata Hari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro