Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memasifkan Proyek Properti Komersial Usung Keberlanjutan

Dalam jangka panjang, area komersial berupa ruko dan area komersial diharapkan dapat mengimplementasikan konsep keberlanjutan.
Ilustrasi kawasan township. /istimewa
Ilustrasi kawasan township. /istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Penerapan konsep hijau dan keberlanjutan dalam sektor properti di Indonesia saat ini terhitung berada dalam fase awal jika dibandingkan dengan area lain di Asia Pasifik.

Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan beberapa pengembang saat ini mulai aktif mengintegrasikan prinsip keberlanjutan (green development) dalam proyek properti. Hal ini juga seiring dengan meningkatnya preferensi konsumen terhadap properti berkonsep hijau.

“Sektor yang cukup progresif beradaptasi dengan konsep keberlanjutan adalah residensial dan perkantoran,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (7/2/2025). 

Dalam jangka panjang, area komersial berupa ruko dan area komersila diharapkan dapat mengimplementasikan konsep keberlanjutan. Hal ini khususnya pada ruko yang terintegrasi dengan kompleks kawasan residensial.

Saat ini, permintaan untuk properti hijau umumnya datang dari perusahaan multinasional. Untuk ruko komersial permintaannya berasal dari pasar lokal.

Syarifah menuturkan ruko tetap menjadi salah satu pilihan investasi yang menarik di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya jumlah pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), permintaan terhadap ruko di lokasi strategis terus bertambah.

“Ruko memang menjadi salah satu alternatif yang strategis di sektor ritel, diantaranya karena fleksibilitas waktu operasional dan lokasinya yang umumnya dekat dengan kantong perumahan sebagai pasar yang potensial untuk sektor ritel,” katanya. 

Selain itu, rentang harga yang kompetitif juga menjadikan ruko menjadi alternatif bagi pelaku usaha UMKM dan menengah.

“Ruko yang saat ini diminati yakni yang terintegrasi dengan kawasan permukiman,” ucapnya. 

Adapun Summarecon Bekasi salah satu kawasan di wilayah Bekasi yang semakin menarik bagi investor dan pelaku usaha. Dengan lebih dari 500 unit usaha beroperasi, kawasan ini menawarkan ekosistem bisnis yang matang serta daya beli masyarakat yang kuat.

Wilayah Bekasi masih punya magnet kuat bagi investor dan pelaku usaha. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bekasi  tahun 2024 mencapai Rp279 triliun, melampaui Kota Bandung yang mencatatkan PDRB Rp221 triliun.

Sejumlah pelaku usaha semakin melirik kawasan ini, termasuk dari sektor makana dan minuman. Restoran Aroem misalnya, mencatatkan hasil yang memuaskan dari pertumbuhannya bisnis di wilayah Summarecon Bekasi. 

“Restoran Aroem di Summarecon Bekasi mendapat sambutan luar biasa, berkat lokasinya yang premium di BCBD (Bekasi Central Business District),” kata Pimpinan Restoran Aroem Bekasi Wilson Rahardjo.

Tak hanya sektor kuliner, industri ritel juga berkembang pesat. President Director K3MART Richard Stanley menuturkan tingginya antusiasme warga Bekasi menjadi alasan utama ekspansi perusahaannya. K3MART memilih lokasi strategis di tepi danau Summarecon Bekasi, menciptakan tempat favorit bagi masyarakat untuk berbelanja dan menikmati alam. 

Summarecon Bekasi aktif meluncurkan produk komersial di kawasannya. Pengembang ini akan meluncurkan tahap ketiga Crystal Boulevard Signature Commercial pada 8 Februari 2025. Hal inimenyusul ludesnya penjualan di tahap pertama dan kedua.

Adapun harga unit Crystal Boulevard Signature Commercial dibanderol mulai Rp 3,7 miliar dan tersedia hanya 34 unit. Produk komersial ini menawarkan lokasi di akses utama Summarecon Bekasi, dekat dengan FlyOver dan landmark strategis.

Summarecon Bekasi terus menarik minat berbagai pelaku usaha dari UMKM hingga brand internasional. Dengan infrastruktur yang berkembang pesat dan daya beli masyarakat yang tinggi, kawasan ini menjadi pilihan utama ekspansi bisnis dan investasi.

Berdasarkan Bank Indonesia (BI) pasar properti komersial berupa ruko tumbuh pesat tahun lalu.  Per Desember 2024, kredit kepemilikan ruko atau rukan tumbuh 28,5% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 28,8 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper