Bisnis.com, JAKARTA — Empat gelombang panas besar, kondisi kering, dan angin kencang telah mengubah Eropa menjadi titik api musim panas ini memicu kebakaran hutan paling merusak dalam hampir dua dekade.
Menurut Perkiraan Satelit Terbaru dari Program Antariksa Copernicus, kebakaran telah menghanguskan sekitar 8.948 kilometer persegi atau setara 3.455 mil persegi di seluruh Uni Eropa pada 2025. Angka ini lebih luas daripada tahun mana pun sejak 2006.
Data dari Sistem Informasi Kebakaran Hutan Eropa menunjukkan kebakaran telah membakar vegetasi seluas 38.000 hektar (94.000 acre) sedikit di bawah 42.000 hektar sepanjang tahun 2024.
Dalam beberapa pekan terakhir, aktivitas kebakaran alami lonjakan karena ledakan panas yang tidak sesuai musim telah menguras kelembapan terakhir dari ladang dan hutan Eropa sehingga membuat siap untuk menyala. Kobaran api mematikan yang disambar angin telah menyebar dari Portugal dan Spanyol hingga Yunani dan Albania.
Para peneliti mengatakan perubahan iklim membuat musim panas di Eropa lebih panas, lebih kering, dan lebih berbahaya dan benua Eropa memanas lebih cepat daripada benua mana pun di dunia.
Meskipun gelombang terbaru mulai mereda, namun petugas pemadam kebakaran di Spanyol masih berjuang melawan sekitar 40 titik api yang masih aktif. Lebih dari 31.000 orang terpaksa mengungsi dalam beberapa hari terakhir dengan api yang menghanguskan lahan seluas 3.482 kilometer persegi atau setara 1.344 mil persegi tahun ini jumlah terbesar sejak 2006.
Baca Juga
Data dari Kementerian Dalam Negeri Spanyol, selama penyelidikan penyebab berbagai kebakaran, garda sipil dan kepolisian nasional Spanyol telah menangkap 32 orang dan 93 orang sedang diselidiki atas dugaan pembakaran.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan keadaan darurat tersebut telah memicu gelombang bantuan pemadam kebakaran internasional terbesar dalam sejarah Spanyol.
"Pesawat dan personel berdatangan dari tempat-tempat yang jauh seperti Finlandia dan Slovakia," ujarnya dilansir Bloomberg, Rabu (20/8/2025).
Cuaca yang lebih dingin diperkirakan akan terjadi di Spanyol, mengakhiri gelombang panas 16 hari yang kemungkinan merupakan gelombang panas terpanjang ketiga di negara itu dalam lebih dari tiga dekade. Meskipun udaranya lebih dingin, namun separuh wilayah negara itu masih menghadapi kondisi kebakaran yang sangat berbahaya.
Kebakaran hutan yang berkobar di Spanyol utara dan barat telah menghanguskan area yang hampir sama dalam 24 jam terakhir seperti yang terjadi sepanjang tahun lalu, meskipun berakhirnya gelombang panas selama 16 hari dan curah hujan yang diperkirakan akan turun telah memicu harapan bahwa kebakaran akan segera berakhir. Kebakaran telah menyebar ke wilayah Extremadura, Galicia, serta Castile dan Leon, yang memaksa pihak berwenang untuk menghentikan layanan kereta api dan memutus akses jalan di wilayah tersebut, serta memblokir jalur ziarah Camino de Santiago sepanjang 50 km.
Badan Meteorologi Spanyol mengatakan kondisi buruk akan tetap terjadi di Spanyol selatan, termasuk sebagian wilayah Extremadura. Sepanjang tahun ini, diperkirakan 382.600 hektare telah terbakar di Spanyol area yang setara dengan luas Pulau Mallorca. Hal ini merupakan area terluas yang tercatat sejak tahun 2006 dan lebih dari 4 kali lipat rata-rata periode 2006-2024. Sebagian besar Eropa Selatan sedang mengalami salah satu musim kebakaran hutan terburuk dalam dua dekade.
Di negara tetangga Portugal, suhu juga akan turun, meskipun sebagian besar wilayah utara, tengah, dan Algarve tetap berada dalam status siaga tertinggi. Empat kebakaran besar masih aktif. Satu di wilayah Trancoso telah berkobar selama lebih dari seminggu dan diperkirakan akan menjadi kebakaran hutan terbesar yang pernah tercatat di negara itu. Kebakaran lainnya masih menyebar dimana hampir 1.500 petugas pemadam kebakaran saat ini dikerahkan untuk menghentikannya. Sejauh ini, kebakaran telah menghanguskan 2.162 kilometer persegi (835 mil persegi) yang menjadi tahun terburuk bagi Portugal sejak 2006.