Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Operator Data Center makin Gencar Dekarbonisasi dengan EBT

Operator pusat data makin gencar dekarbonisasi melalui energi terbarukan untuk mencapai emisi nol. Tren ini didorong oleh komitmen iklim.
Data center PDG JC2/doc. PDG
Data center PDG JC2/doc. PDG
Ringkasan Berita
  • Operator pusat data semakin gencar melakukan dekarbonisasi untuk mencapai net zero emission dan mematuhi kebijakan pemerintah.
  • Pengadaan energi hijau menjadi fokus utama, dengan target penggunaan 100% listrik hijau di Jerman mulai 2027 dan porsi 43% kapasitas energi bersih oleh perusahaan besar pada 2024.
  • Skema co-location dan eksplorasi tenaga nuklir menjadi solusi untuk mengatasi variabilitas pasokan energi dan ketergantungan pada jaringan listrik lokal.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Operator pusat data (data centers) makin gencar melakukan dekarbonisasi pada fasilitas mereka yang boros energi. Aksi ini didorong oleh komitmen untuk mencapai komitmen emisi nol (net zero emission) dan efek kebijakan pemerintah.

BloombergNEF dalam risetnya menyebutkan perusahaan-perusahaan cenderung mengandalkan pengadaan energi hijau secara tradisional untuk mengurangi jejak karbon mereka. Padahal, perusahaan-perusahaan ini memiliki target iklim besar dan memiliki konektivitas yang menghubungkan fasilitas pusat data dengan sumber energi terbarukan berskala besar secara langsung.

Tren dekarbonisasi di kalangan operator pusat data ini tecermin dari komitmen pengadaan listrik untuk pusat data baru di Jerman yang 100% bakal bersumber dari listrik hijau mulai 1 Januari 2027.

Selain itu, porsi kapasitas energi bersih dalam total kesepakatan pembelian oleh Amazon, Microsoft, Meta dan Google mencapai 43% pada 2024.

“Permintaan energi hijau dari pusat data di China pada 2030 diperkirakan mencapai 125 terawatt hour [TWh],” tulis riset BloombergNEF.

Adapun faktor pendorong dekarbonisasi antara lain komitmen sukarela menuju net zero dan target adopsi energi terbarukan, meski dorongan regulasi langsung masih terbatas.

Sejauh ini, Jerman dan China telah menetapkan target energi hijau yang jelas, sementara Irlandia mewajibkan operator pusat data untuk menyediakan pasokan listrik yang memadai.

Meningkatnya kebutuhan daya dari pusat data berskala besar juga menekan jaringan listrik lokal, khususnya di kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan data center.

Untuk mengatasi hal ini, sejumlah operator mulai menguji skema co-location, yakni pembangunan pusat data yang berdekatan dengan pembangkit energi terbarukan guna mengurangi ketergantungan pada jaringan dan untuk akses listrik hijau yang lebih murah.

“Namun, variabilitas pasokan energi masih menjadi hambatan, sehingga beberapa raksasa teknologi di Amerika Serikat mulai melirik tenaga nuklir sebagai alternatif.”

Saat ini, dekarbonisasi pusat data sebagian besar masih mengandalkan pembelian energi hijau. Meski begitu, risikonya adalah operator pusat data berpotensi menggusur offtaker lain tanpa memberikan manfaat bersih yang signifikan bagi sistem kelistrikan secara keseluruhan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro