Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masdar Danai Proyek Energi Bersih Rp27,36 Triliun dari Penerbitan Obligasi Hijau

Masdar, perusahaan energi terbarukan UEA, mendanai proyek energi bersih senilai Rp27,36 triliun dari hasil penerbitan obligasi hijau
Teknisi melakukan pengecekan rutin pada proyek PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat pada Selasa (26/9/2023). - Bisnis/Rachman
Teknisi melakukan pengecekan rutin pada proyek PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Jawa Barat pada Selasa (26/9/2023). - Bisnis/Rachman
Ringkasan Berita
  • Masdar mendanai proyek energi bersih senilai Rp27,36 triliun pada 2024 melalui penerbitan obligasi hijau yang digunakan untuk proyek energi surya, angin, dan penyimpanan energi di berbagai negara.
  • Investasi dari obligasi hijau Masdar mampu menghindari emisi lebih dari 6,28 juta ton CO₂ per tahun, dengan setiap US$1 juta investasi menghindari sekitar 3.700 ton CO₂.
  • Masdar memperluas cakupan pendanaan dengan merevisi Green Finance Framework, dan penerbitan obligasi hijau terbaru senilai US$1 miliar mencatat kelebihan permintaan 6,6 kali lipat.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan energi terbarukan asal Uni Emirat Arab, Masdar, tercatat telah mendanai proyek energi bersih senilai US$1,68 miliar atau sekitar Rp27,36 triliun (asumsi nilai tukar Rp16.242 per dolar AS) pada 2024 dengan mengandalkan dana hasil penerbitan obligasi hijau sepanjang 2023–2024.

Dalam laporan bertajuk 2024 Green Finance Report tersebut, Masdar menyatakan bahwa dana disalurkan pada proyek-proyek energi surya, pembangkit tenaga angin dan proyek penyimpanan energi. Proyek-proyek sasaran pembiayaan tersebar di berbagai negara, termasuk di UEA, Arab Saudi, Amerika Serikat, Jerman, Inggris Raya, Uzbekistan, Azerbaijan dan Serbia.

Secara terperinci, dana obligasi hijau senilai US$1,13 miliar disalurkan untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas total 8,23 gigawatt (GW). Selain itu, investasi sebesar US$260,87 juta dialokasikan ke proyek pembangkit tenaga angin lepas pantai (onshore) berkapasitas 650 megawatt (MW), sementara US$184,84 juta ditujukan bagi proyek tenaga angin darat (offshore) berkapasitas 476 MW. Masdar juga menggelontorkan US$106,62 juta untuk proyek penyimpanan energi dengan kapasitas 484 MW.

Laporan tersebut turut menunjukkan bahwa setiap investasi senilai US$1 juta yang dilakukan melalui obligasi hijau Masdar mampu menghindarkan emisi sekitar 3.700 ton CO₂ per tahun dari proyek-proyek penerima manfaat. Total emisi yang berhasil dihindari dari program obligasi hijau Masdar tercatat mencapai lebih dari 6,28 juta ton CO₂ per tahun.

Mazin Khan, Chief Financial Officer Masdar, mengatakan strategi pembiayaan hijau perusahaan didasarkan pada alokasi modal yang disiplin, integrasi ESG yang kuat, dan pelaporan yang transparan.

“Kami bangga menyalurkan dana obligasi ke proyek-proyek greenfield dengan kriteria ketat, mendorong kemajuan energi bersih sekaligus menjaga efisiensi finansial dan kepercayaan investor,” ujarnya, dikutip dari siaran pers, Selasa (19/8/2025).

Pada Maret tahun ini, Masdar merevisi Green Finance Framework untuk memperluas cakupan pendanaan, sehingga menjangkau hidrogen hijau dan sistem penyimpanan energi baterai mandiri.

Setelah revisi tersebut, Moody’s Investor Services kembali menegaskan skor Sustainability Quality Masdar di level SQS1 (Excellent) dalam Second Party Opinion-nya, sekaligus memverifikasi bahwa kerangka tersebut selaras dengan praktik terbaik internasional, termasuk ICMA Green Bond Principles dan Green Loan Principles.

Masdar juga kembali menerbitkan obligasi hijau senilai US$1 miliar pada Mei 2025. Penawaran surat utang tersebut mencatat kelebihan permintaan (oversubscription) 6,6 kali lipat.

Adapun alokasi akhir obligasi terbagi 85% untuk investor internasional dan 15% untuk investor kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Dengan penerbitan terbaru ini, total dana yang dihimpun sejak Masdar memulai program obligasi hijau pada 2023 telah mencapai US$2,75 miliar.

Program obligasi hijau Masdar juga dilengkapi dengan aktivitas pembiayaan lain, termasuk US$6 miliar non-recourse financing pada 2024 untuk mengembangkan kapasitas energi bersih sebesar 11 GW di 12 proyek yang tersebar di sembilan negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro