Bisnis.com, JAKARTA — Bank Dunia atau World Bank telah menyetujui pinjaman sebesar US$650 juta atau sekitar Rp10,65 triliun untuk mendukung Istanbul Resilience Project di Turki. Pinjaman ini bakal digunakan untuk memperkuat kesiapsiagaan dan kapasitas respons darurat Istanbul terhadap bencana dan risiko iklim.
Kota berpenduduk lebih dari 15 juta jiwa ini setidaknya berkontribusi hampir sepertiga dari total produk domestik bruto (PDB) Turki. Namun, Istanbul merupakan wilayah yang rentan terhadap gempa bumi dan dampak iklim.
Pendanaan dalam proyek ini bakal memastikan layanan publik penting tetap berfungsi selama dan setelah bencana, masyarakat terlindungi dan aktivitas ekonomi saat terjadi keadaan darurat besar dapat berjalan.
“Proyek ini sangat penting untuk melindungi masyarakat dan perekonomian Istanbul. Dengan memperkuat kesiapsiagaan darurat, modernisasi infrastruktur publik, dan dukungan ketahanan komunitas, Turki sedang membangun masa depan yang lebih aman bagi salah satu provinsi strategisnya,” kata Humberto Lopez, Country Director World Bank untuk Turki, dikutip dari siaran pers, Senin (11/8/2025).
Istanbul Resilience Project setidaknya akan menyasar empat area utama. Pertama, pembiayaan akan mencakup pembangunan infrastruktur respons darurat penting, termasuk 250 pos paramedis, dua pusat pencarian dan penyelamatan, serta 19 pos pemadam kebakaran dan menara deteksi kebakaran hutan.
Proyek juga akan meningkatkan logistik darurat, kapasitas pencarian dan penyelamatan melalui penyediaan peralatan, pelatihan, serta kegiatan kesiapsiagaan berbasis komunitas.
Baca Juga
Kedua, pembiayaan akan mengakomodasi pembangunan 50 gedung publik dengan standar ketahanan tinggi terhadap gempa dan bencana iklim. Gedung-gedung ini akan berfungsi sebagai tempat perlindungan saat bencana dan dilengkapi infrastruktur hijau seperti pembangkit listrik tenaga surya di lokasi, penampungan air hujan, dan sistem hemat energi untuk memastikan kemandirian operasional.
Ketiga, proyek akan mendukung otoritas provinsi Istanbul dan Istanbul Project Coordination Unit (IPCU) melalui studi teknis, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan perencanaan kebutuhan investasi jangka panjang.
Terakhir, pembiayaan akan mengakomodasi pengalihan cepat dana proyek jika terjadi keadaan darurat pada masa depan untuk mendukung kebutuhan pemulihan dan rekonstruksi yang mendesak.
“Tujuan kami adalah memastikan layanan publik penting tetap beroperasi saat bencana dan tim darurat dapat merespons dengan cepat dan efektif,” ujar Salih Bugra Erdurmus, Task Team Leader Bank Dunia untuk proyek ini.
Dengan kondisi gedung publik Istanbul yang menua dan kapasitas respons darurat yang terbatas, investasi ini diharapkan memperkuat infrastruktur terhadap ancaman gempa dan iklim, sekaligus memastikan respons bencana yang lebih cepat dan efektif.