Bisnis.com, JAKARTA — Bank Dunia menyetujui dua investasi dalam paket pembiayaan gabungan baru senilai US$2,12 miliar atau sekitar Rp34,72 triliun (asumsi kurs Rp16.320 per dolar AS) untuk mendukung penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan akses energi bersih di Indonesia. Dua investasi ini merupakan proyek pertama Bank Dunia untuk mendukung target Indonesia mencapai status negara berpenghasilan tinggi pada 2024.
Investasi pertama diberikan melalui program reformasi kebijakan senilai US$1,5 miliar (Indonesia Productive and Sustainable Investment Development Policy Loan). Pinjaman ini akan mendukung penguatan sektor keuangan Indonesia melalui perluasan penggunaan layanan keuangan digital, pengurangan kendala infrastruktur kredit, perluasan pasar modal, serta penyesuaian pada risiko iklim dan bencana alam.
Reformasi ini juga mencakup pelonggaran konten lokal dalam pengadaan teknologi energi terbarukan, penyesuaian kebijakan kawasan industri terkait iklim dan lingkungan dengan standar internasional, dan penerapan skema land value capture untuk menarik investasi swasta dalam pembangunan infrastruktur.
Sementara itu, proyek kedua, Sustainable Least-Cost Electrification-2 (ISLE-2), menargetkan perluasan akses listrik bagi 3,5 juta warga dan mendukung pembangkitan energi surya dan angin hingga 540 megawatt (MW) di Kalimantan dan Sumatra. Proyek ini diperkirakan akan menurunkan biaya pembangkitan listrik sebesar 8% dan memangkas emisi gas rumah kaca hingga 10% di kedua wilayah tersebut.
Pembiayaan ISLE-2 dikucurkan melalui skema gabungan, yakni pinjaman IBRD senilai US$600 juta, hibah dari Livable Planet Fund sebesar US$12 juta, serta dukungan mitra internasional senilai US$16 juta melalui inisiatif Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI).
Pemerintah Inggris melalui program ESMAP Bank Dunia dan Green Climate Fund masuk dalam jajaran penyumbang dalam hibah tersebut. Proyek ini juga menjadi percontohan produk pembiayaan bertahap (step-up loan) yang menawarkan suku bunga preferensial bagi Indonesia, dengan insentif tambahan untuk mendorong partisipasi modal swasta.
Baca Juga
“Reformasi dan investasi yang kami dukung mencerminkan komitmen untuk menciptakan lapangan kerja dan memperluas akses energi di Indonesia, salah satu ekonomi terbesar dan paling dinamis di Asia Pasifik,” ujar Manuela V. Ferro, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik dalam siaran pers yang dikutip Rabu (18/6/2025).
Dia juga menambahkan bahwa proyek ini akan memobilisasi tambahan investasi swasta hingga US$345 juta untuk sektor energi terbarukan.
Bank Dunia menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid dan disiplin fiskal yang konsisten menjadi pondasi kuat bagi pelaksanaan program ini. Dukungan tambahan diberikan melalui penyediaan pengetahuan teknis serta penguatan kelembagaan. Pemerintah juga tengah membentuk komite deregulasi guna membuka ruang bagi inovasi pembiayaan swasta berskala besar.
“Dengan lebih dari 3,5 juta orang menjadi memiliki akses listrik, program ini diproyeksikan menjadi katalisator peningkatan kesejahteraan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk melalui elektrifikasi kegiatan usaha yang dijalankan oleh perempuan,” tambah Carolyn Turk, Direktur Divisi untuk Indonesia dan Timor-Leste.