Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Investasikan US$283 Juta Proyek Hidrogen Hijau Orica

Australia melihat hidrogen hijau sebagai kunci untuk mencapai tujuan nol emisi bersihnya.
Ilustrasi keberadaan pembangkit energi terbarukan./Bisnis - Puspa Larasati
Ilustrasi keberadaan pembangkit energi terbarukan./Bisnis - Puspa Larasati

Bisnis.com, JAKARTA — Australia akan menginvestasikan 432 juta dolar Australia atau setara US$283,82 juta dalam proyek hidrogen hijau yang dipimpin oleh Orica (ORI.AX) produsen bahan peledak terbesar di dunia. 

Pendanaan tersebut akan mendukung Hunter Valley Hydrogen Hub untuk mendekarbonisasi operasi manufaktur amonia dan bahan peledak di sekitar Orica dan pada akhirnya memasok bahan bakar hijau dan amonia hijau untuk ekspor.

Menteri Perubahan Iklim dan Energi Australia Chris Bowen mengatakan pendanaan untuk proyek di pantai timur membantu mengamankan masa depan energi Australia karena melihat hidrogen hijau sebagai kunci untuk mencapai tujuan nol emisi bersihnya

“Dengan beralih dari gas ke hidrogen hijau, proyek ini juga akan secara signifikan memangkas emisi dari fasilitas produksi amonia Orica dan membantu memproduksi amonia hijau untuk penggunaan domestik di seluruh sektor pertambangan, pertanian, dan manufaktur,” ujarnya dilansir, Reuters, Jumat (4/7/2025). 

Hal ini merupakan dorongan bagi industri hidrogen hijau Australia yang sedang berjuang setelah serangkaian penundaan dan penutupan menimbulkan keraguan atas kelangsungan hidupnya.

Adapun rencana untuk membangun pabrik CQ-H2 senilai 12,5 miliar dolar Australia di negara bagian Queensland gagal setelah pengembang utamanya, perusahaan energi milik pemerintah negara bagian Stanwell, mengakhiri keterlibatannya. Proyek itu merupakan terbesar dan termaju di negara itu.

Pusat Hidrogen Hunter Valley milik Orica, yang dulunya merupakan usaha patungan dengan Origin Energy (ORG.AX) menghadapi kemunduran besar tahun lalu ketika produsen listrik itu keluar dengan alasan masalah biaya dan hambatan di pasar hidrogen hijau. Orica menyatakan dukungan pemerintah itu penting untuk menjembatani kesenjangan komersial proyek tersebut.

CEO Orica Sanjeev Gandhi mengatakan saat ini pihaknya mereka telah menerima minat yang kuat dari calon mitra proyek dalam beberapa bulan terakhir dan akan berupaya untuk membuat keputusan investasi akhir pada waktunya.

"Kami berharap dapat lebih berkontribusi pada tujuan dekarbonisasi pelanggan domestik dan internasional kami dengan menawarkan produk rendah karbon, sambil mendukung fase dekarbonisasi Orica berikutnya," ucapnya. 

Tahap pertama pusat tersebut diharapkan dapat memproduksi hingga 12 ton hidrogen hijau per hari menggunakan elektroliser berdaya 50 megawatt yang ditenagai energi terbarukan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper