Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Cabut Aturan Polusi Pembangkit Listrik Era Biden

Upaya Trump yang lebih luas untuk mencabut peraturan lingkungan yang dianggap sebagai hambatan pengembangan industri dan perluasan produksi energi.
Hasil pembakaran pembangkit batu bara merupakan salah satu sumber emisi karbon terbesar di Asia Tenggara./Bloomberg-Krisztian Bocsi
Hasil pembakaran pembangkit batu bara merupakan salah satu sumber emisi karbon terbesar di Asia Tenggara./Bloomberg-Krisztian Bocsi

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Donald Trump telah mencabut peraturan yang disahkan di bawah mantan Presiden Joe Biden untuk mengekang emisi karbon dioksida, merkuri, dan polutan udara lainnya dari pembangkit listrik tenaga uap. 

Administrator Badan Perlindungan Lingkungan Lee Zeldin mengatakan hal ini merupakan tindak lanjut dari janji yang dibuat Economic Partnership Agreement (EPA) pada bulan Maret yang merupakan langkah penting dalam upaya Trump yang lebih luas untuk mencabut peraturan lingkungan yang dianggap sebagai hambatan pengembangan industri dan perluasan produksi energi.

"EPA mengambil langkah penting, memulihkan kebijakan yang baik, yang menunjukkan bahwa kita dapat melindungi lingkungan dan menumbuhkan ekonomi," ujarnya dilansir Reuters, Kamis (12/6/2025). 

Perusahaan listrik dan penambang menyambut baik langkah Trump dalam menghapus aturan era Biden dan akan menghemat biaya perusahaan sebesar US$120 juta per tahun. Namun, kelompok lingkungan mengecam usulan tersebut karena biaya kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat akan lebih besar. 

Pada bulan Maret, Zeldin mengumumkan niatnya untuk mencabut tiga lusin aturan udara dan air yang berlaku. Namun, pengumuman hari Rabu (10/6/2025) difokuskan pada peraturan emisi karbon dan merkuri dan meluncurkan proses formal untuk mencabut peraturan tersebut.

EPA telah membebaskan 47 perusahaan dari peraturan untuk mengekang merkuri dan racun udara untuk pembangkit listrik tenaga batu bara selama dua tahun. Langkah itu dimaksudkan untuk mencegah pembangkit listrik harus berhenti beroperasi karena AS menghadapi lonjakan permintaan listrik yang diperkirakan terkait dengan lonjakan pembangunan pusat data.

"Pusat data akan mengonsumsi 10% dari pasokan listrik AS dalam 10 tahun, naik dari 3% menjadi 4% saat ini, sehingga lebih banyak tenaga gas dan batu bara akan dibutuhkan untuk menjadikan Amerika sebagai ibu kota AI di dunia," katanya. 

Aturan emisi karbon Biden untuk pembangkit listrik akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 1 miliar metrik ton pada 2047 menjadi bagian penting dari perjuangan pemerintahannya melawan perubahan iklim. Sektor listrik bertanggung jawab atas hampir seperempat polusi gas rumah kaca AS.

"Aturan tersebut, jika dirampungkan, berarti tidak ada pembangkit listrik yang dapat mengeluarkan emisi lebih banyak daripada yang dikeluarkannya saat ini atau sebanyak yang dikeluarkannya satu atau dua tahun lalu," ucapnya. 

Proposal tersebut memiliki dua bagian yakni akan mencabut standar polusi karbon yang dirampungkan tahun lalu oleh EPA Biden yang menyerukan pengurangan emisi karbon dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan gas yang baru. Yang kedua akan menghemat US$120 juta per tahun dan akan mencabut langkah Biden untuk memperkuat aturan merkuri dan racun udara tahun 2012 yang mensyaratkan persyaratan pemantauan berkelanjutan.

Presiden American Lung Association Harold Wimmer mengatakan pencabutan batas merkuri tidak dapat dipertahankan dari sudut pandang kesehatan masyarakat dan merupakan pengkhianatan terhadap misi EPA.

Direktur Hukum Clean Air Task Force Shaun Goho menuturkan proposal regresif ini buruk bagi kesehatan masyarakat dan buruk bagi iklim, semuanya untuk menopang beberapa pembangkit listrik dengan polusi tertinggi di negara AS. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper