Bisnis.com, JAKARTA — Nilai proyek energi hijau yang dibatalkan atau diperkecil di Amerika Serikat menembus US$22 miliar atau sekitar Rp360 triliun (asumsi kurs Rp16.364 per dolar AS) sepanjang semester I/2025, menyusul keputusan pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mencabut insentif pajak dan subsidi energi hijau.
Nilai tersebut setara dengan 17% dari total nilai proyek sebesar US$133 miliar yang diumumkan sejak 2022. Mayoritas proyek ini berlokasi di negara-negara bagian yang didominasi kekuatan politik Partai Republik menurut riset kelompok kebijakan lingkungan E2, dikutip dari Bloomberg.
Untuk Juni 2025, nilai proyek hijau yang dibatalkan mencapai U$6,7 miliar. Pembatalan ini mencakup lima proyek infrastruktur baterai, penyimpanan energi dan pabrik kendaraan listrik di Colorado, Indiana dan Michigan.
Keputusan pemerintahan Trump untuk menarik insentif energi terbarukan setidaknya telah memicu 5.000 pemutusan hubungan kerja, serta menambah jumlah proyek mangkrak menjadi 16.500.
Sebagai catatan, Kongres AS bulan ini meloloskan rancangan undang-undang pajak yang mempercepat penghentian insentif untuk produksi energi surya, angin, dan kendaraan listrik, jauh sebelum jadwal berakhir yang semula ditetapkan.
Sebelumnya, mantan Presiden Joe Biden pada 2022 telah menandatangani undang-undang iklim yang menggelontorkan ratusan miliar dolar untuk mendukung energi hijau dan proyek manufaktur.
Baca Juga
E2 mencatat salah satu proyek yang dibatalkan pada Juni adalah rencana ekspansi pabrik General Motors Co. di Michigan senilai US$4,3 miliar untuk memproduksi truk pikap listrik baru. Secara total, 58 proyek dengan nilai hampir US$25 miliar telah dibatalkan, ditutup, atau diperkecil sejak 2023, dengan mayoritas terjadi pada 2025.