Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KLH Simulasi Ulang Target Iklim di Second NDC, Pertimbangkan Pertumbuhan Ekonomi 8%

Indonesia melakukan simulasi ulang target iklim dalam Second NDC dengan mempertimbangkan target pertumbuhan ekonomi 8% yang dibidik Presiden Prabowo
Asap hasil pembakaran pembangkit batu bara yang menyumbang hampir separuh pasokan energi di Asia Pasifik. /Bloomberg-Taylor Weidman
Asap hasil pembakaran pembangkit batu bara yang menyumbang hampir separuh pasokan energi di Asia Pasifik. /Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melakukan simulasi ulang dalam penyusunan target iklim 2035 yang akan tertuang dalam Second Nationally Determined Contribution (NDC). Simulasi ulang ini dilakukan dengan mempertimbangkan target pertumbuhan ekonomi 8% yang dibidik pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

NDC atau Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional adalah komitmen nasional bagi penanganan perubahan iklim global dalam rangka mencapai tujuan Perjanjian Paris (Paris Agreement) atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC). NDC diperbarui secara berkala untuk memberikan gambaran komitmen setiap negara dalam aksi global perubahan iklim sesuai target waktu yang ditetapkan.

Indonesia tercatat telah menerbitkan First NDC pada 2016. Kemudian diperbarui menjadi Updated NDC pada 2021 dan Enhanced NDC pada 2022 untuk target iklim 2030.

"Memang harus me-rerun simulasi yang kita buat karena ada perkembangan terkait dengan perencanaan pembangunan," kata Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon KLH Ary Sudijanto ketika ditemui usai penandatanganan Mutual Recognition Agreement (MRA) antara KLH dan Gold Standard Foundation di Jakarta, Kamis (8/5/2025), dikutip dari Antara.

Ary menargetkan Second NDC Indonesia dapat rampung pada Juli untuk kemudian diserahkan kepada Sekretariat UNFCCC sebelum pelaksanaan KTT Iklim COP30 di Belem, Brasil pada November 2025. Tenggat waktu pelaporan sendiri sejatinya jatuh pada Februari 2025.

Ary menjelaskan bahwa pihaknya sudah meminta masukan dari kementerian/lembaga terkait mengenai simulasi ulang tersebut, untuk disesuaikan perhitungannya dengan target yang ingin dicapai oleh pemerintah.

Dia menyebut sejumlah sektor kemudian melakukan simulasi untuk penyesuaian termasuk sektor kelautan yang rencananya menjadi sektor baru yang masuk dalam Second NDC.

Sebelumnya, Indonesia sudah memiliki target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) yang tertuang di dalam Enhanced NDC. Target tersebut adalah pengurangan emisi 31,89% lewat upaya sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional yang diharapkan dapat dicapai pada 2030.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Antara
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper