Bisnis.com, JAKARTA — Inggris harus menyelamatkan permasalahan banjir dari pemotongan anggaran yang akan dilakukan pada bulan Juni mendatang. Inggris dinilai tak siap menghadapi bencana yang semakin parah akibat perubahan iklim.
Ketua kelompok adaptasi Komite Perubahan Iklim Julia King mengatakan dalam laporan Cash Conversion Cycle (CCC) terkait kemajuan Inggris dalam adaptasi iklim, negara tersebut tidak melakukan banyak hal untuk meningkatkan sejak penilaian terakhirnya pada 2023 meskipun dana yang signifikan dijanjikan untuk pertahanan banjir awal tahun ini.
Pemerintah Inggri akan mengarahkan £2,65 miliar atau setara US$3,32 miliar untuk proyek-proyek seperti penghalang pasang surut dan pertahanan sungai dan laut sebelum Maret 2026.
Seorang juru bicara pemerintah Inggris mengatakan akan mempertimbangkan dengan saksama laporan tersebut dan memberikan tanggapan pada waktunya.
“Kami sangat khawatir bahwa ketahanan dan adaptasi iklim dapat dipotong dalam tinjauan pengeluaran. Saya tahu pemerintah berada di bawah banyak tekanan untuk melakukan pemotongan, tetapi ini bukan pemotongan yang mudah,” ujar Julia dikutip Bloomberg, Rabu (30/4/2025).
Menurutnya, pemerintah perlu meninjau pengeluaran untuk program-program guna mengurangi risiko banjir dan skema pertanian terkait. Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves kini harus mencari lebih banyak penghematan karena Inggris dan negara-negara Eropa lainnya telah berjanji untuk mengalokasikan lebih banyak anggaran mereka untuk dukungan militer bagi Ukraina.
Baca Juga
Dampak perubahan iklim diperkirakan akan menyentuh semua aspek ekonomi Inggris termasuk ketahanan pangan, kesehatan publik, dan infrastruktur. Adapun produk domestik bruto Inggris diproyeksikan akan alami penurunan hingga 7% pada 2050.
Adapun sekitar 6,3 juta properti di Inggris berisiko banjir, meningkat menjadi 8 juta pada 2050, setara dengan 1 dari 4 rumah. Program yang didukung pemerintah yang memungkinkan pemilik rumah berisiko untuk tetap mengakses asuransi akan berakhir pada 2039, yang berpotensi menyebabkan kerugian besar jika properti masih rentan terhadap banjir.
King menunjuk bencana terkait iklim baru-baru ini seperti banjir bulan Oktober di Valencia, yang menewaskan lebih dari 200 orang, sebagai bukti bahwa cuaca ekstrem sudah menjadi ancaman.
“Kita tidak sabar untuk mengambil tindakan. Ini bukan masalah besok, ini masalah hari ini, dan jika kita tidak melakukan sesuatu tentangnya, ini akan menjadi bencana besok,” ucapnya.