Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luas Hutan Menipis, Target Iklim Uni Eropa Terancam

Kerusakan hutan Eropa mengancam target emisi nol bersih Uni Eropa 2050, karena penyerapan CO2 menurun akibat penebangan, kebakaran, dan hama.
Ilustrasi aktivitas deforestasi./Bisnis - Puspa Larasati
Ilustrasi aktivitas deforestasi./Bisnis - Puspa Larasati

Bisnis.com, JAKARTA — Kerusakan hutan Eropa akibat meningkatnya penebangan, kebakaran hutan, kekeringan, dan hama mengurangi kemampuannya menyerap karbon dioksida sehingga membahayakan target emisi Uni Eropa.

Uni Eropa telah berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Target tersebut mencakup harapan bahwa hutan akan menyerap ratusan juta ton emisi CO2 dan menyimpannya di pohon dan tanah, untuk mengimbangi polusi dari industri.

Namun asumsi tersebut kini diragukan. Jumlah rata-rata tahunan karbon dioksida (CO2) yang diserap hutan Eropa dari atmosfer pada periode 2020-2022 hampir sepertiga lebih rendah dibandingkan periode 2010-2014.

Pada periode selanjutnya, hutan menyerap sekitar 332 juta ton bersih setara CO2 per tahun. Data terbaru dari negara-negara Uni Eropa menunjukkan penurunan yang lebih tajam.

Tren ini dikombinasikan dengan menurunnya ketahanan iklim hutan Eropa menunjukkan bahwa target iklim Uni Eropa yang bergantung pada peningkatan penyerapan karbon. 

Saat ini sektor lahan dan kehutanan Eropa mengimbangi sekitar 6% emisi gas rumah kaca tahunan Uni Eropa. Angka tersebut kurang 2% dari jumlah yang dihitung Uni Eropa untuk memenuhi target iklim dengan kesenjangan yang diperkirakan akan melebar pada 2030.

Profesor Ekologi dan Ilmu Tanah Universitas Politeknik Madrid Agustín Rubio Sánchez mengatakan mengandalkan hutan untuk memenuhi target iklim hanyalah angan-angan.

"Hutan dapat membantu, tetapi jumlahnya tidak seharusnya dialokasikan untuk menyeimbangkan anggaran karbon," ujarnya dilansir Reuters, Kamis (31/7/2025). 

Temuan ini menjadi masalah politik bagi pemerintah Uni Eropa, yang sedang menegosiasikan target iklim 2040 yang baru dan mengikat secara hukum—yang dirancang untuk menggunakan hutan guna mengimbangi polusi yang tidak dapat dihilangkan oleh industri.

"Beberapa pihak telah memperingatkan bahwa hal ini tidak akan mungkin. Apa yang harus kita lakukan ketika ada faktor-faktor yang kita, sebagai negara, sebagai pemerintah, tidak memiliki banyak kemampuan untuk mengendalikannya seperti kebakaran hutan atau kekeringan," kata Menteri Lingkungan Hidup Swedia Romina Pourmokhtari. 

Menurut Romina, penebangan hutan yang berlebihan, kebakaran hutan dan kekeringan akibat perubahan iklim, serta wabah hama menguras simpanan karbon hutan.

Namun, beberapa risiko ini dapat dikelola dengan mengurangi penebangan intensif, atau menanam lebih banyak spesies pohon yang beragam yang dapat meningkatkan simpanan CO2 dan membantu hutan bertahan terhadap iklim ekstrem dan hama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro