Bisnis.com, JAKARTA — Kapasitas energi terbarukan global meningkat signifikan sepanjang 2024, berdasarkan laporan Badan Energi Terbarukan Internasional (International Renewable Energy Agency/IRENA). Meski demikian, kapasitas terpasang saat ini masih jauh di bawah target 2030.
Laporan IRENA bertajuk Renewable Capacity Statistics 2025 yang dirilis pada Rabu (26/3/2025) mengungkap bahwa total kapasitas energi terbarukan global sampai akhir 2024 mencapai 4.448 gigawatt (GW), naik 585 GW atau 15,1% dibandingkan dengan kapasitas tahun sebelumnya.
Terlepas dari lonjakan pada 2024, angka ini masih jauh dari target kapasitas energi terbarukan global sebesar 11,2 terawatt (TW) pada 2030. Untuk mencapai target tersebut, ekspansi tahunan harus menembus pertumbuhan tahunan sebesar 16,6% hingga 2030.
IRENA juga mencatat bahwa peningkatan kapasitas cenderung timpang secara geografis seperti tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan kapasitas masih berpusat di Asia dengan kontribusi ekspansi terbesar berasal dari China. Negeri Panda tahun lalu menyumbang 64% dari total penambahan kapasitas global.
Sementara itu, Amerika Tengah dan Karibia menyumbang paling sedikit, hanya 3,2% dari total ekspansi global. Di antara negara-negara ekonomi utama, negara-negara G7 menyumbang 14,3% dari kapasitas baru, sedangkan G20 berkontribusi 90,3%.
“Pertumbuhan energi terbarukan yang terus kita saksikan setiap tahun membuktikan bahwa energi ini secara ekonomi layak dan dapat diterapkan secara luas. Namun, tantangan besar masih ada, termasuk kesenjangan regional dan batas waktu yang makin dekat menuju 2030,” kata Direktur Jenderal IRENA Francesco La Camera dikutip dari siaran pers, Kamis (27/3/2025).
Baca Juga
Dia menambahkan kompetisi ekonomi dan keamanan energi saat ini menjadi perhatian utama dunia. Oleh karena itu, ekspansi energi terbarukan harus dilakukan dengan cepat agar dapat meningkatkan peluang bisnis sekaligus memastikan ketahanan energi yang berkelanjutan.
“Saya mengajak pemerintah untuk menjadikan target penurunan emisi NDC 3.0 sebagai kesempatan untuk menyusun cetak biru yang jelas mengenai ambisi energi terbarukan mereka, serta mendorong kolaborasi internasional guna mendukung negara-negara Global Selatan,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres juga menekankan pentingnya percepatan transisi energi. Dia mengatakan pertumbuhan kapasitas energi terbarukan memberi peluang terciptanya lapangan kerja, menurunkan biaya energi dan memperbaiki kualitas udara.
“Namun, transisi ini harus lebih cepat dan lebih adil, sehingga semua negara dapat sepenuhnya menikmati manfaat energi terbarukan yang murah dan bersih,” kata Guterres.
Energi surya dan angin tetap menjadi sektor energi terbarukan dengan pertumbuhan tertinggi, menyumbang 96,6% dari total ekspansi kapasitas energi terbarukan pada 2024.
Energi surya mengalami peningkatan 32,2% secara tahunan sehingga kapasitasnya mencapai 1.865 GW. Kemudian energi angin meningkat 11,1% dan menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi kedua.
IRENA juga mencatat bahwa penutupan besar-besaran pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil di beberapa wilayah juga berkontribusi pada meningkatnya pangsa energi terbarukan secara global. Namun, IRENA menegaskan bahwa upaya yang lebih besar masih diperlukan untuk mencapai target 2030.