Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minat Investasi ESG Tumbuh, Dana Kelolaan Tembus Rp7,4 Triliun

Nilai aset kelolaan dan produk berbasis ESG memperlihatkan pertumbuhan positif dalam kurun 2015-2024
Ilustrasi investasi berbasis environment, social, and governance (ESG)
Ilustrasi investasi berbasis environment, social, and governance (ESG)

Bisnis.com, JAKARTA – Minat Investasi berbasis environment, social and governance (ESG) memperlihatkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan tren tersebut tecermin dari pertumbuhan produk investasi pasif seperti reksa dana dan exchange-traded fund (ETF) yang mengacu pada indeks tematik ESG.

Data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan bahwa nilai aset kelolaan atau asset under management (AUM) dalam indeks ESG Leaders dan indeks SRI-Kehati mencapai Rp7,4 triliun per November 2024. Nilai itu naik 204 kali lipat dibandingkan dengan posisi 2015 yang hanya sebesar Rp35 miliar.

“Demand investor atas produk investasi berbasis ESG menunjukkan pertumbuhan yang positif. Di Indonesia, pertumbuhan investasi yang mengedepankan aspek ESG juga terus meningkat,” kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu (12/1/2025).

Produk investasi berbasis ESG juga memperlihatkan pertumbuhan sebesar 24 kali lipat dalam kurun 2015-2024, dari hanya satu produk dan kini mencapai 24 produk.

Jeffrey mengatakan tren positif ini memperlihatkan adanya peningkatan permintaan atas produk-produk investasi yang mengintegrasikan aspek ESG.

“ESG merupakan aspek yang bukan hanya merupakan aspek tambahan, akan tetapi sudah dianggap esensial dalam melakukan keputusan investasi oleh investor,” katanya.

Dalam rangka mendukung perkembangan tren investasi yang mengintegrasikan aspek ESG tersebut, Jeffrey mengatakan BEI terus mengupayakan kehadiran ekosistem investasi berwawasan ESG di pasar modal Indonesia.

Dia menyebutkan Otoritas Bursa telah mengambil sejumlah upaya dukungan, baik dari sisi regulasi, infrastruktur maupun edukasi.

Salah satu dukungan itu adalah penerapan Bursa Karbon atau IDX Carbon sejak September 2023. Transaksi di Bursa Karbon diharapkan dapat menjadi dalam mendukung pembangunan ekonomi hijau di Indonesia, serta memberi kontribusi dalam pencapaian target penurunan emisi karbon Indonesia. Bursa juga mengakomodasi kehadiran produk pasar modal berbasis ESG seperti indeks tematik ESG.

Kolaborasi dengan lembaga pemeringkat ESG seperti Sustainalytics, S&P Global dan Kehati turut dijalin. Tujuannya adalah penyediaan penilaian ESG yang dapat digunakan oleh investor untuk keputusan investasi berbasis ESG.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper