Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semen Hijau Kontribusi 61% ke Penjualan Semen Indonesia (SMGR)

Semen hijau menyumbang 61% dari pendapatan Semen Indonesia pada 2024, mencapai Rp22,03 triliun. Produk ini memiliki emisi karbon 38% lebih rendah.
Buruh memindahkan semen dari truk ke atas kapal Pinisi di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/5/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Buruh memindahkan semen dari truk ke atas kapal Pinisi di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/5/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Ringkasan Berita
  • Semen hijau dan produk turunan ramah lingkungan menyumbang 61% atau Rp22,03 triliun dari total pendapatan PT Semen Indonesia pada 2024.
  • Semen hijau SMGR memiliki emisi karbon 38% lebih rendah dibandingkan produk semen lainnya, berkat penggunaan bahan produksi ramah lingkungan dan bahan bakar alternatif.
  • PT Semen Indonesia fokus pada efisiensi dan pengelolaan keuangan untuk mempertahankan profitabilitas di tengah permintaan pasar yang menurun dan peningkatan penjualan ekspor sebesar 24,9% pada semester I/2025.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) melaporkan bahwa semen hijau dan produk turunan ramah lingkungan berkontribusi sebanyak 61% atau Rp22,03 triliun ke pendapatan perseroan pada 2024.

Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia, Vita Mahreyni dalam keterangan yang dikutip Senin (18/8/2025), mengatakan bahwa semen hijau yang diproduksi SMGR memiliki emisi karbon yang 38% lebih rendah dibandingkan dengan produk semen lainnya. Hal ini disebabkan oleh  penggunaan bahan produksi ramah lingkungan dan bahan bakar alternatif.

"Semen hijau dan produk turunannya berkontribusi sebesar Rp22,03 triliun atau setara 61% dari total pendapatan perusahaan pada 2024. Ke depannya, perseroan akan makin gencar mempromosikan dan mengajak lebih banyak masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk beralih ke semen hijau sebagai upaya kolektif mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia," ujarnya, dikutip dari Antara.

Vita berpandangan inovasi semen hijau dan produk turunannya yang rendah karbon dan ramah lingkungan menjadi salah satu kunci perseroan mempertahankan dominasi pasar.

Inovasi teknologi bahan bangunan ini, kata dia, menjadi faktor pembeda dari semen konvensional, serta menjadi keuntungan kompetitif untuk memimpin industri semen yang lebih hijau.

Pada 2024, Semen Indonesia mencetak pendapatan sebesar Rp36,19 triliun dan laba bersih Rp720 miliar. 

Adapun sepanjang semester I/2025, SMGR meraih pendapatan Rp15,6 triliun. Jumlah itu turun 4,88% year-on-year (YoY) dari Rp16,41 triliun pada semester I/2024. 

Pada enam bulan pertama 2025, pendapatan SMGR antara lain bersumber dari penjualan semen tercatat Rp11,92 triliun, terak Rp1,84 triliun, beton jadi dan siap pakai Rp670,59 miliar, serta bahan bangunan nonsemen Rp635,22 miliar dan jasa konstruksi Rp198,33 miliar. 

Sementara itu, beban pokok pendapatan SMGR turun tipis dari Rp12,55 triliun menjadi Rp12,47 triliun. Pada saat yang sama, SMGR membukukan beban penjualan Rp1,08 triliun, beban umum dan administrasi Rp1,44 triliun, beban keuangan Rp425,64 miliar, dan beban pajak penghasilan RpP117,35 miliar.

Di sisi bottom line, SMGR membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp39,97 miliar pada akhir Juni 2025. Realisasi laba bersih itu ambrol 92,02% YoY dari Rp501,47 miliar pada semester I/2024. Akibatnya, laba per saham SMGR juga anjlok dari Rp74 menjadi Rp6.

Vita mengemukakan industri semen domestik belum menunjukkan perbaikan pada semester I/2025 di tengah permintaan yang terkontraksi sebesar 2,5%. Namun, SMGR berhasil mencatatkan peningkatan yang cukup signifikan pada penjualan ekspor sebesar 24,9%.

Untuk menjaga kinerja tetap positif, Vita mengatakan Semen Indonesia melakukan efisiensi secara ketat dan meningkatkan operational excellence secara berkelanjutan sehingga mampu menekan beban pokok pendapatan turun 0,6% YoY menjadi Rp12,47 triliun dan beban operasional turun sebesar 3,0% YoY. SIG juga berhasil menjaga ketahanan keuangan dengan baik sehingga biaya keuangan bersih tercatat lebih rendah 33,7% YoY menjadi Rp344 miliar.

“Program efisiensi dan tata kelola keuangan yang baik telah membantu SIG tetap mampu mempertahankan profitabilitas pada semester I/2025. Capaian profitabilitas ini membuktikan resiliensi Perusahaan di tengah kondisi pasar yang terkontraksi karena menurunnya daya beli masyarakat dan proyek infrastruktur yang melambat,” kata Vita.

Vita Mahreyni menambahkan SIG akan memperkuat fokus pada pengelolaan pasar dan harga, serta terus mendorong penggunaan semen hijau dan produk turunannya untuk memacu pertumbuhan penjualan baik di segmen ritel maupun curah.

“Dengan demikian, konstruksi rumah hingga proyek-proyek nasional dapat dibangun dari material rendah emisi karbon dan berketahanan dalam jangka panjang,” tambahnya.

Selain rendah emisi karbon, semen hijau SIG yang tersedia dalam beragam jenis juga memiliki kualitas di kelas peruntukannya. Keunggulan dalam aspek keberlanjutan dan kualitas ini menjadi faktor pembeda semen hijau SIG dari semen konvensional.

“SIG siap mengedukasi masyarakat dan merangkul para pemangku kepentingan di sektor konstruksi untuk beralih ke semen hijau sebagai solusi konkret untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang rendah karbon, di tengah tantangan krisis iklim akibat peningkatan intensitas emisi gas rumah kaca,” ujar Vita.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro