Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Harta Karun EBT 3.700 GW, RI Butuh Suntikan Dana Uni Eropa

Indonesia membutuhkan bantuan pendanaan dari Uni Eropa untuk memaksimalkan potensi energi terbarukan (EBT) 3.700 GW.
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (18/8/2024)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (18/8/2024)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia membutuhkan bantuan pendanaan untuk memaksimalkan potensi sektor energi terbarukan (EBT) 3.700 gigawatt (GW) dengan mendorong kemitran dari negara asing, salah satunya Uni Eropa.

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, menjelaskan, kebutuhan kerja sama ini seiring dengan langkah strategis pemerintah untuk mendorong transisi energi dan mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal.

Rosan menjelaskan, potensi energi terbarukan di Indonesia sangat melimpah, yakni sekitar sekitar 3.700 gigawatt. Potensi tersebut berasal dari beragam sumber, mulai dari tenaga surya, tenaga air, gelombang laut, hingga panas bumi atau geothermal.

Sementara itu, dia mengatakan, negara-negara Eropa telah memiliki teknologi dan pendanaan dalam memanfaatkan dan mengembangkan energi terbarukan dengan optimal.

"Kami tidak bisa melakukannya sendiri. Indonesia jelas membutuhkan dukungan dari pihak asing untuk mengaktifkan potensi ini. Kita butuh pendanaan, teknologi, dan kumpulan talenta yang bagus. Itu sebabnya bekerja dengan para mitra, terutama dari negara-negara Eropa, sangat penting bagi kita," ujar Rosan dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2024 di Jakarta pada Senin (9/12/2024).

Ditemui pada agenda yang sama, Chairman European Business Chamber of Commerce (EuroCham) in Indonesia Francois de Maricourt menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk menjalin kemitraan dan mendorong investasi hijau guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Seiring dengan hal tersebut, pihaknya berharap Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dapat diselesaikan dalam waktu dekat. Dia mengatakan, perjanjian ini berpotensi meningkatkan arus perdagangan dan investasi antara Uni Eropa dan Indonesia.

Dia menambahkan, EuroCham merekomendasikan beberapa hal agar Indonesia dapat menggenjot investasi dari Uni Eropa, termasuk pada sektor energi terbarukan. Pertama, EuroCham merekomendasikan perlunya integrasi ke dalam rantai nilai global atau global value chain.

Kedua, Indonesia perlu memperkuat dukungan bagi investor yang ada. Selanjutnya, Indonesia perlu meningkatkan kepastian dan konsistensi regulasi. Terakhir, Indonesia juga perlu mendorong inovasi dan keberlanjutan.

"Rekomendasi ini mencerminkan komitmen kami untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mendorong pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan demi mencapai target 8%," kata de Maricourt.

Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Denis Chaibi menambahkan, kekayaan alam dan potensi ekonomi Indonesia merupakan daya tarik yang menarik bagi investor Uni Eropa. 

Chaibi menuturkan, daya tarik lain Indonesia di mata para investor Uni Eropa adalah populasinya yang cukup besar serta statusnya sebagi negara demokrasi yang produktif.

"Energi terbarukan akan mendatangkan investasi. Jadi, Indonesia sangat kaya akan potensi energi terbarukan dan juga sangat kaya secara sosial," kata Chaibi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper