Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) masih mempertahankan posisinya sebagai emiten dengan nilai environment, sustainability, and governance (ESG) terbaik. PGEO menjadi satu-satunya perusahaan terbuka dengan nilai ESG dengan skor di bawah 10 atau dalam kategori neglible atau memiliki risiko ESG yang dapat diabaikan.
Berdasarkan catatan Sustainalytics, perusahaan asal Amsterdam yang menilai level keberlanjutan perusahaan terbuka, nilai ESG teranyar PGEO berada di angka 7,11. Angka itu menempatkan PGEO sebagai perusahaan dengan ESG teratas di antara 647 perusahaan di sektor utilitas. Secara keseluruhan, PGEO menempati peringkat 63 dari 15.080 korporasi dunia yang diperingkat Sustainalytics.
Kegiatan anak usaha Pertamina dengan kapitalisasi pasar Rp43,17 triliun itu adalah panas bumi, termasuk di sektor hulu dan/atau hilir yang berlokasi Indonesia dan luar negeri, serta kegiatan usaha lain yang terkait atau mendukung di bidang energi panas bumi.
Adapun operasional PGEO meliputi Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Karaha, dan Lumut Balai. Perusahaan menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari wilayah Kamojang. Per September 2024, total produksi energi dari Kamojang mencapai 1.311,86 GWh atau naik 2,38% dibandingkan dengan 1.281,33 GWh pada periode Januari-September 2023.
Secara total, produksi energi PGEO per September 2024 mencapai 3.597 GWh atau naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3.586 GWh. Realisasi tersebut juga lebih tinggi dari target perusahaan di angka 3.460 GWh.
Secara finansial, PGEO tercatat mengantongi pendapatan sebesar US$306,02 juta per September 2024. Angka tersebut terkoreksi 0,70% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$308,19 juta.
Baca Juga
Sebagian besar pendapatan PGEO berasal dari penjualan uap dan listrik ke PT PLN (Persero) dan PT PLN Indonesia Power. Penjualan ke PLN tercatat mencapai US$181,05 juta per September 2024 atau turun 25,32% secara tahunan. Sementara itu, penjualan ke PLN Indonesia Power melesat 123,52% year on year (yoy) dari US$50,17 juta menjadi US$112,15 juta pada Januari-September 2024.
Adapun laba bersih yang dikantongi PGEO selama periode ini bertengger di US$133,99 juta atau naik 0,36% daripada US$133,50 di periode sebelumnya.
Sampai dengan penutupan perdagangan Rabu (20/11/2024), saham PGEO dibanderol di harga Rp1.040 per sahamnya. Harga tersebut merefleksikan koreksi 17,79% sepanjang 2024 atau year to date (ytd).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.