Bisnis.com, JAKARTA – Ambisi Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan 100% pasokan listrik Indonesia bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) dalam 10 tahun ke depan menjadi sorotan Greenpeace Indonesia.
Juru Kampanye Greenpeace Indonesia Iqbal Damanik menyampaikan, melihat rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sekitar 20%-29% pasokan listrik Indonesia bersumber dari EBT pada 2035.
“Di saat yang sama, di dalam dokumen itu, Pemerintah masih akan membangun energi fosil,” ujar Iqbal dalam agenda ‘Respons Masyarakat Sipil atas Pidato Kenegaraan pada HUT ke-80 RI di Jakarta Pusat, Sabtu (16/8/2025).
Dia mengatakan, Kementerian ESDM dalam dokumen tersebut akan membangun energi fosil di antaranya gas sekitar 10,3 GW, batu bara sekitar 6,2 GW, dan PLTU Captive yang ada di kawasan industri sekitar 20,4 GW.
“Kalau ini dibangun dalam rentang 2025-2035 dan dia akan pensiun sepanjang 20 atau 30 tahun, bagaimana cara pikir bahwa itu akan mencapai 100% energi terbarukan?” tanya dia.
Menurutnya, target yang disampaikan Prabowo sangat berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. Namun, Iqbal, mengacu pada istilah yang digunakan Kepala Negara, yakni “tidak ada visi menteri, yang ada adalah visi pemerintahan”.
Baca Juga
Atas dasar itu, Greenpeace menantang Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Direktur Utama PLN untuk membuktikan kemampuannya mewujudkan visi Prabowo mencapai 100% listrik dari energi terbarukan pada 2035.
Selain itu, pihaknya juga akan memantau apakah Bahlil Lahadalia dan PLN akan mengubah target-targetnya, sesuai dengan pidato yang disampaikan Kepala Negara dalam Pidato Penyampaian RAPBN 2026 dan Nota Keuangan.
“Kalau mereka tidak mengubah targetnya, berarti ada visi yang dijalankan bukan visi Pak Presiden,” tambahnya.
Prabowo sebelumnya menargetkan Indonesia dapat mengoptimalkan listrik berbasis EBT 100% dalam 10 tahun ke depan atau lebih cepat.
Ambisi tersebut merupakan bagian dari langkah untuk memperkuat ketahanan energi sebagai kedaulatan bangsa. Tak hanya EBT, pemerintah juga akan menggenjot produksi minyak dan gas (migas).
“Indonesia harus menjadi pelopor energi bersih dunia. Kita harus mencapai 100% pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan dalam waktu 10 tahun atau lebih cepat,” kata Prabowo Pidato Penyampaian RAPBN 2026 dan Nota Keuangan, Jumat (15/8/2025).
Pemerintah turut mempercepat implementasi energi bersih. Prabowo berharap Indonesia menjadi pelopor energi bersih dunia. Dia optimistis target tersebut akan dicapai lebih cepat dari target Net Zero Emission (NZE) 2060.
“Energi baru terbarukan adalah masa depan, kita harus genjot pembangunan pembangkit dari surya, dari hydro, dari panas bumi, dan dari bioenergi,” ujarnya.