Bisnis.com, JAKARTA — China National Aviation Fuel Company (CNAF), perusahaan pelat merah distribusi bahan bakar penerbangan terbesar di China pada Senin (18/8/2025) mengumumkan kesepakatan akuisisi saham pada fasilitas bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF) milik Henan Junheng Industry Group Biotech Co., produsen biofuel swasta. Akuisisi ini menandai investasi kedua CNAF pada produsen bahan bakar hijau yang dikendalikan sektor swasta.
Mengutip Reuters, CNAF mengumumkan penandatanganan perjanjian investasi melalui akun resmi WeChat tanpa mengungkapkan detail nilai transaksi.
Junheng yang berbasis di Henan, merupakan salah satu pelopor pengolahan SAF komersial di China. Perusahaan tersebut memanfaatkan minyak jelantah (used cooking oil/UCO) sebagai bahan baku utama untuk menghasilkan bahan bakar rendah karbon.
China sendiri merupakan produsen UCO terbesar di dunia. Saat ini Junheng tengah memperluas kapasitas kilang SAF di Puyang, Henan, dari 400.000 ton per tahun menjadi 1 juta ton per tahun yang ditargetkan rampung pada Juni 2026.
Bulan lalu, CNAF juga masuk sebagai investor strategis pada fasilitas SAF di Zhejiang yang dikelola Zhejiang Jiaao Enprotech. Investasi tersebut ditandai dengan pengambilalihan 10% saham senilai sekitar 261 juta yuan (US$36,35 juta), berdasarkan laporan pengajuan saham perusahaan tersebut.
Meski menjadi pasar bahan bakar penerbangan terbesar kedua di dunia, China belum memberlakukan mandat nasional terkait penggunaan SAF.
Baca Juga
Uji coba pertama dilakukan pada September 2024 dengan penggunaan SAF pada belasan penerbangan domestik dari Beijing, Chengdu, Zhengzhou, dan Ningbo. Uji coba kemudian diperluas pada Maret 2025 ke seluruh penerbangan domestik yang berangkat dari keempat bandara tersebut.