Bisnis.com, JAKARTA — Bank terbesar di Denmark, Danske Bank A/S, mencoret lebih dari 1.700 perusahaan terkait energi fosil dari daftar investasinya karena gagal mempersiapkan adaptasi menghadapi perubahan iklim.
Mengutip Bloomberg, bank yang menargetkan emisi nol bersih pada 2050 itu menyatakan bahwa manajer investasi dan dana pensiunnya telah melepas kepemilikan di perusahaan-perusahaan tersebut, sekaligus meningkatkan investasi pada perusahaan dengan rencana transisi yang kredibel. Akibatnya, eksposur keseluruhan terhadap sektor tersebut relatif tidak berubah.
“Kami akan terus berinvestasi di perusahaan yang bergerak di sektor energi fosil untuk mencerminkan kondisi perekonomian dan pasokan energi global. Namun, sejalan dengan preferensi mayoritas nasabah kami, kami memutuskan untuk menjadi lebih selektif dalam investasi energi fosil untuk sebagian besar produk investasi kami,” kata Thomas Otbo, Chief Investment Officer Danske Bank Asset Management, dalam pernyataan resmi, Selasa (12/8/2025).
Baca Juga
Danske menyebut pemangkasan ini hanya berdampak pada “sebagian kecil” dari total investasi, karena kontribusi industri energi fosil dalam portofolionya cenderung sangat terbatas.
Tahun lalu, Danske mulai memperketat kriteria investasi dengan fokus pada perusahaan yang memiliki rencana transisi kredibel. Namun, pengetatan ini dikecualikan pada sebagian dana kelolaan untuk mengakomodasi preferensi berbeda dari para nasabah.
Daftar perusahaan yang terdampak kebijakan pengecualian Danske mencakup ConocoPhillips, Exxon Mobil Corp., Chevron Corp., Equinor ASA, dan Repsol SA.