Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Brasil Tolak Seruan Relokasi COP30 di Tengah Lonjakan Harga Hotel Kota Amazon

Brasil tetap menggelar COP30 di Belem meski harga hotel melonjak, menolak seruan relokasi. Persiapan terus berjalan dengan fokus pada infrastruktur dan akomodasi.
A drone view shows the "Parque da Cidade", one of the principal venues to host COP30 in November, in Belem, Brazil June 28, 2025. REUTERS/Marx Vasconcelos
A drone view shows the "Parque da Cidade", one of the principal venues to host COP30 in November, in Belem, Brazil June 28, 2025. REUTERS/Marx Vasconcelos

Bisnis.com, JAKARTA — Brasil menolak seruan untuk memindahkan KTT iklim global COP30 yang dijadwalkan November dari Belem meskipun menghadapi tekanan yang semakin besar akibat melonjaknya harga akomodasi di kota Amazon tersebut.

Presiden COP30 Andre Correa do Lago mengatakan COP akan tetap diadakan di Belem.

"KTT para pemimpin akan diadakan di Belem. Tidak ada rencana B," ujarnya dilansir Reuters, Selasa (5/8/2025). 

Hampir setiap pemerintahan di dunia akan berkumpul di pertemuan puncak tahunan PBB untuk merundingkan upaya bersama mereka dalam mengekang perubahan iklim.

Namun, kekhawatiran tentang logistik, alih-alih kebijakan iklim global, telah mendominasi obrolan pra-KTT. Negara-negara berkembang telah memperingatkan mereka tidak mampu membayar harga akomodasi di Belem, yang telah melonjak di tengah kekurangan kamar.

Pekan lalu, perwakilan dari beberapa negara menekan Brasil untuk memindahkan konferensi dari Belem dalam pertemuan darurat di biro iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, kata Correa do Lago. Hal itu memicu serangkaian kekhawatiran yang terus-menerus disampaikan oleh anggota sekretariat iklim PBB yang dikenal sebagai UNFCCC kepada Brasil mengenai harga dan kurangnya akomodasi di Belem selama berbulan-bulan.

Pada pertemuan biro COP yang sama bulan lalu, UNFCCC memberi tahu para peserta bahwa mereka telah memberikan saran kepada Brasil tentang kemungkinan pemindahan beberapa bagian COP30 seperti bagian di mana para pemimpin dunia berpidato dari Belem untuk mengurangi tekanan pada akomodasi. Namun, Brasil menolak gagasan tersebut. 

Pemerintah Brasil menegaskan tidak ada diskusi mengenai perubahan kota tuan rumah COP-30 dan berkomitmen menyelenggarakan konferensi iklim yang komprehensif, inklusif, dan aksesibel.

Pemerintah Paraíso mengatakan mereka terus berkomunikasi dengan hotel, pemilik properti, dan agen real estat untuk meneguhkan pentingnya tanggung jawab dan praktik yang baik tetapi menyatakan bahwa hukum Brasil tidak mengizinkan campur tangan pemerintah dalam proses yang diatur oleh negosiasi bebas.

Correa menuturkan hotel-hotel di Belem jumlahnya sedikit dan meskipun ada permintaan dari pemerintah, mereka mengenakan biaya 10 atau bahkan 15 kali lipat dari harga normal.

"Mungkin hotel-hotel tersebut tidak menyadari krisis yang mereka ciptakan," katanya.

Negara-negara tidak hanya mengkhawatirkan akomodasi. Mereka juga khawatir tentang apakah kamar-kamar yang ditawarkan kepada delegasi akan cukup berdekatan sehingga negosiasi dapat berjalan lancar, pilihan makanan, dan bandara-bandara setempat akan mampu menangani arus pengunjung.

Namun, Brasil menegaskan bahwa persiapan konferensi berjalan sesuai rencana dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva tidak menunjukkan keinginan untuk mengingkari janjinya untuk memperkenalkan hutan hujan Amazon kepada dunia di COP30.

Pemerintahannya telah menggelontorkan ratusan juta dolar untuk meningkatkan infrastruktur di Belem untuk menjadi tuan rumah konferensi, membantu Gubernur negara bagian Helder Barbalho menarik investasi publik dan asing.

Adapun Brasil telah menawarkan 10 hingga 15 kamar dengan harga hingga US$220 per malam kepada delegasi negara-negara yang dianggap paling kurang berkembang di dunia. Namun, jumlah tersebut melebihi US$146 yang ditawarkan PBB kepada diplomat negara-negara tersebut untuk membayar akomodasi, makan, dan transportasi.

Pada hari Jumat (1/8/2025), Brasil membuka platform pemesanan untuk umum. Pada Senin (4/8/2025), situs web tersebut menunjukkan daftar tunggu hampir 2.000 orang. Tarifnya berkisar antara US$360 hingga US$4.400 per malam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro