Bisnis.com, JAKARTA — Empat orang tewas di Spanyol, dua di Prancis, dan dua di Italia saat gelombang panas awal musim panas terus melanda sebagian besar Eropa yang memicu peringatan kesehatan dan kebakaran hutan serta memaksa penutupan reaktor nuklir di pembangkit listrik Swiss.
Adapun kebakaran hutan di Catalonia telah menewaskan dua orang sehari sebelumnya, dan pihak berwenang melaporkan kematian terkait gelombang panas juga di Extremadura dan Cordoba. Kementerian Energi Prancis melaporkan dua kematian terkait dengan panas dengan 300 lainnya dibawa ke rumah sakit.
Italia mengeluarkan peringatan merah untuk 18 kota, sementara di Jerman suhu diperkirakan mencapai puncaknya pada 40 derajat Celsius (104 derajat Fahrenheit) di beberapa daerah, menjadikannya hari terpanas tahun ini. Dua pria berusia di atas 60 tahun tewas dalam insiden terpisah di pantai Sardinia akibat panas.
Peramal cuaca Meteo France mengatakan peringatan merah masih berlaku untuk beberapa daerah di Prancis tengah. Risiko terbesar dialami oleh anggota masyarakat yang rentan.
Menteri Kesehatan dan Keluarga Prancis Catherine Vautrin mengatakan pihak berwenang harus tetap waspada.
"Dalam beberapa hari mendatang, kita akan melihat konsekuensinya, terutama pada mereka yang paling rentan, dan saya khususnya memikirkan para lansia," ujarnya dilansir Reuters, Rabu (2/7/2025).
Baca Juga
Turki, yang berjuang melawan kobaran api di beberapa wilayah yang memaksa evakuasi sementara sekitar 50.000 orang awal minggu ini menyebut kebakarannya sebagian besar telah terkendali. Kebakaran di wilayah Catalonia, Spanyol, menghancurkan beberapa pertanian dan memengaruhi area yang membentang sekitar 40 km (25 mil) sebelum dapat diatasi.
Di sisi lain, negara Italia, Prancis, dan Jerman memperingatkan risiko badai besar akibat pemanasan berlebihan di atmosfer yang tidak stabil. Badai hebat di Pegunungan Alpen Prancis memicu tanah longsor, mengganggu lalu lintas kereta api antara Paris dan Milan.
Perusahaan utilitas Swiss, Axpo, menutup satu unit reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir Beznau dan mengurangi setengah produksi di unit lain pada karena suhu air sungai yang tinggi. Air digunakan untuk pendinginan dan keperluan lain di pembangkit listrik tenaga nuklir, dan pembatasan diperkirakan akan terus berlanjut saat suhu dipantau.
Dalam laporan Allianz Research, cuaca panas ekstrem kemungkinan akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut, yang diperkirakan akan melambat hingga setengah persen pada 2025. Kerugian finansial satu hari dengan suhu melebihi 32 derajat Celcius dengan setengah hari aksi mogok.
Para ilmuwan mengatakan gelombang panas telah tiba lebih awal tahun ini, menaikkan suhu hingga 10 derajat Celcius (50 F) di beberapa wilayah karena pemanasan laut mendorong pembentukan kubah panas di sebagian besar Eropa, yang menjebak massa udara panas.
Direktur Eksekutif Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa Inger Andersen menuturkan emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil merupakan penyebab perubahan iklim, kata mereka, dengan penggundulan hutan dan praktik industri sebagai faktor penyebab lainnya. Tahun lalu adalah tahun terpanas yang pernah tercatat di planet ini.
"Cuaca panas ekstrem menguji ketahanan kita dan membahayakan kesehatan dan kehidupan jutaan orang," katanya.