Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhut Sebut Penyusunan Second NDC Gunakan Data Terbaru

Indonesia menargetkan untuk mencapai kondisi penyerapan lebih besar dibandingkan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor FOLU pada 2030,
Ilustrasi aktivitas deforestasi./Bisnis - Puspa Larasati
Ilustrasi aktivitas deforestasi./Bisnis - Puspa Larasati

Bisnis.com, JAKARTA — Penyusunan target pengurangan emisi dalam dokumen iklim Second Nationally Determined Contribution (NDC) termasuk sektor kehutanan diperlukan menggunakan data terbaru.

Penasihat Senior Tim kerja FOLU Net Sink 2030 Kementerian Kehutanan Agus Justianto mengatakan penggunaan data terbaru termasuk dalam menentukan target pengurangan emisi untuk sektor kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land use/FOLU) yang ditargetkan melakukan pengurangan terbesar berdasarkan dokumen iklim enhanced NDC.

"Dalam menyampaikan atau men-submit Second NDC ini kita harus hati-hati ya, terutama data dan informasi yang up to date," ujarnya dilansir Antara, Selasa (17/6/2025). 

Menurutnya, Indonesia sendiri menargetkan untuk mencapai kondisi penyerapan lebih besar dibandingkan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor FOLU pada 2030, atau dikenal juga sebagai FOLU Net Sink 2030.

"FOLU Net Sink 2030 ini sebenarnya sudah setengah jalan, kita mulai 2022, sekarang sudah 2025, sehingga harus ada evaluasi dan review apa yang sudah dilakukan, mumpung masih ada waktu. Hasil evaluasi ini bisa dijadikan dasar untuk menyusun Second NDC kita sebelum di-submit," katanya.

Sebelumnya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan dukungan penyusunan second NDC perlu dilakukan secara realistis, inklusif serta dapat terimplementasi di lapangan.

"Tentu kita akan menjaga nama baik kita di depan dunia internasional. Bahwa kita men-submit suatu dokumen yang bisa dikerjakan dan dieksekusi. Karena, kalau kita membuat satu target yang ambisius dan pada akhirnya kita tidak mampu melakukannya, justru akan membuat wajah diplomasi yang sekarang kita kejar itu menjadi tidak baik," tuturnya. 

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menuturkan penyusunan dokumen iklim second NDC yang akan menyertakan target baru pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) yang harus dicapai Indonesia. Saat ini masih melalui proses simulasi ulang untuk menyesuaikan target pembangunan nasional.

Dokumen yang akan diserahkan kepada Sekretariat United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) itu menjalani simulasi ulang mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang ingin dicapai Presiden Prabowo Subianto, sebelum bisa diserahkan menjelang COP30 di Brasil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper