Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pensiun dari Berkshire Hathaway, Warren Buffett Wariskan Penyelesaian Masalah Iklim

Berkshire Hathaway merupakan pusat energi terbarukan dan investor besar dalam bahan bakar fosil.
Warren Buffet seorang investor sukses kerap memberikan tips-tips mengelola keuangan, termasuk cara membeli rumah/Reuters
Warren Buffet seorang investor sukses kerap memberikan tips-tips mengelola keuangan, termasuk cara membeli rumah/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Warren Buffett akan meninggalkan jabatan CEO di Berkshire Hathaway Inc pada akhir tahun ini dengan warisan iklim yang rumit.

Investor yang berkantor pusat di Omaha ini merupakan raksasa energi bersih dengan aset tenaga angin dan surya di seluruh AS. Perubahan iklim dinilai menjadi masalah bagi planet ini.

Kendati demikian  Berkshire juga merupakan investor utama dalam minyak, gas, dan batu bara. 

Peneliti Negara dan Kebijakan di BloombergNEF Ethan Zindler mengatakan Warren Buffett merupakan salah satu investor paling legendaris di dunia karena melihat peluang terkait iklim.

Berkshire telah berinvestasi dalam tenaga surya dan angin. Anak perusahaan Berkshire,  MidAmerican Energy Co, membangun portofolio besar ladang angin untuk membantu menyediakan listrik bagi Iowa dan beberapa bagian negara bagian di dekatnya. Turbin-turbin tersebut bertanggung jawab atas lebih dari 60% kapasitas pembangkitan listrik.

Dalam rapat pemegang saham tahunan Berkshire, Greg Abel, penerus setia Buffett dan bos energi perusahaan, menyoroti investasi energi terbarukan senilai US$16 miliar di Iowa sebagai upaya menghentikan 5 unit batu bara. Namun, 5 unit lainnya masih diperlukan untuk menjaga sistem tetap stabil.

"Kita tidak boleh mengalami situasi seperti Spanyol dan Portugal," ujarnya dilansir Bloomberg, Selasa (6/5/2026). 

Adapun Warren Buffett telah menulis tentang risiko perubahan iklim. Berkshire selama 10 tahun terakhir telah melakukan investasi di Occidental Petroleum Corp dan Chevron Corp meskipun bahan bakar fosil menjadi pendorong utama emisi gas rumah kaca.

Perusahaan tersebut juga membuat kesepakatan untuk aset gas Dominion Energy Inc pada pertengahan tahun 2020. 

Analis Edward Jones Jim Shanahan menduga Berkshire ingin menjadi lebih besar dalam energi terbarukan tetapi akan memakan waktu Yang lama. 

Analis Bloomberg Intelligence Matthew Palazola menuturkan investasi ESG telah kehilangan dukungan, sedangkan bahan bakar fosil telah mendapatkan kembali daya tariknya.

Terlebih, perang di Ukraina menunjukkan pentingnya keamanan energi dan ledakan AI mendorong lonjakan permintaan listrik baru. Hal ini telah menyebabkan beberapa perusahaan listrik memperpanjang umur penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara. 

"Investasi ESG bukanlah prioritas. Mereka akan memandang energi sebagai kebutuhan bagi masyarakat," ucapnya. 

Greg Abel menyatakan perusahaan akan bekerja sama dengan negara bagian untuk menentukan jalur yang ingin mereka buat sesuai dengan standar federal. 

Pada 2022, Abel memuji bisnis Berkshire sebagai posisi yang sangat baik untuk memenuhi harapan pelanggan terkait keberlanjutan.

"Butuh waktu berbulan-bulan sebelum Biden menandatangani Undang-Undang Pengurangan Inflasi, undang-undang iklim AS yang penting," tuturnya. 

Namun demikian, banyak hal telah berubah drastis dimana pengenalan ChatGPT menandakan datangnya era AI, yang mengubah ekspektasi terhadap permintaan daya. Selain itu, kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih memicu perombakan cepat kebijakan iklim federal terhadap bahan bakar fosil.

Berkshire tidak kebal terhadap dampak perubahan iklim. Dalam laporan tahun 2024 yang dirilis pada bulan Februari, perusahaan tersebut memperkirakan grup asuransinya dapat mengalami kerugian sebelum pajak sekitar US$1,3 miliar dari kebakaran hutan yang melanda California Selatan pada bulan Januari. Peristiwa tersebut terjadi akibat pemanasan global.

Perubahan iklim merupakan risiko yang semakin meningkat bagi perusahaan asuransi. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus ditangani penerus Buffet. Abel telah menjadi Wakil Ketua Operasi Non-Asuransi Berkshire, namun sebagai CEO, dia akan mengawasi semua bagian perusahaan.

Dalam surat tahunannya kepada pemegang saham pada bulan Februari, Buffett mencatat harga asuransi properti dan kecelakaan mengalami kenaikan selama tahun 2024. Hal ini mencerminkan peningkatan besar dalam kerusakan akibat badai konvektif.

"Perubahan iklim sangat nyata. Suatu hari, kerugian asuransi akan benar-benar mengejutkan dan tidak ada jaminan bencana iklim hanya terjadi 1 tahun sekali," terangnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler