Bisnis.com, JAKARTA — Uni Emirat Arab mengalami April terpanas dalam catatan yang tercatat lebih dari dua dekade lalu, dengan suhu maksimum harian rata-rata 42,6 derajat Celcius (109F).
Ahli Meteorologi Spesialis National Center of Meteorology (NCM) Ahmed Habib mengatakan perubahan iklim dikombinasikan dengan angin panas dan kering yang bertiup dari gurun Saudi mengakibatkan suhu yang luar biasa tinggi. Adapun diperkirakan suhu pada bulan Mei akan sedikit lebih tinggi dari rata-rata sebelumnya.
NCM mengeluarkan peringatan panas sepanjang April dan mendesak penduduk untuk tetap terhidrasi. Selain itu, juga memastikan ventilasi yang tepat di ruang tertutup dan menghindari aktivitas luar ruangan selama bagian terpanas hari itu. Adapun puncak panas di Uni Emirat Arab terjadi di Tawiyen pada 27 April dengan suhu 46,6 derajat Celcius.
Baca Juga
"Pemanasan global berdampak luas di Timur Tengah. Hal ini menjungkirbalikkan pasar gas alam Mesir karena musim panas yang terik mengubah negara itu dari pengekspor bersih menjadi pengimpor bahan bakar untuk memenuhi permintaan pendinginan," ujarnya dilansir Bloomberg, Jumat (2/5/2025).
Adapun Kuwait terpaksa membatasi listrik untuk mengurangi tekanan pada jaringan listriknya, sedangkan ibadah haji tahun lalu di Arab Saudi berubah menjadi mematikan dengan ratusan nyawa melayang akibat panas yang ekstrem.
UEA mengambil langkah-langkah khusus untuk melindungi pembangkit listrik tenaga nuklir komersialnya dari perubahan iklim, dengan badan-badan milik negara memantau lingkungan di sekitar pembangkit listrik Barakah dari luar angkasa.