Bisnis.com, JAKARTA — Produsen komoditas pertanian dan kehutanan asal Amerika Serikat diperkirakan terhindar dari pemeriksaan ketat dalam peraturan Uni Eropa (UE) yang bertujuan mengurangi deforestasi atau European Union Deforestation Regulation (EUDR).
Seorang sumber yang mengetahui pembahasan tersebut mengatakan bahwa AS akan masuk dalam klasifikasi negara berisiko rendah dalam peraturan yang akan disepakati anggota UE pada Juni 2025. Dengan klasifikasi ini, importir Eropa hanya akan menghadapi tingkat pemeriksaan minimum untuk produk berasal dari AS.
Semua negara anggota UE juga akan masuk klasifikasi berisiko rendah, sementara Brasil yang merupakan eksportir utama komoditas seperti kedelai dan daging sapi akan masuk dalam kategori risiko standar.
“Hanya negara-negara yang dikenai sanksi oleh PBB dan UE yang akan diberi label ‘berisiko tinggi’, sesuai dengan dokumen panduan yang diterbitkan tahun lalu,” tulis Bloomberg.
Klasifikasi AS sebagai negara berisiko rendah diperkirakan bakal meredakan kekhawatiran di Washington soal sengketa perdagangan yang makin memburuk, imbas target UE untuk mengurangi eksposur terhadap deforestasi pada produk impornya. EUDR yang sejatinya mulai diberlakukan akhir 2024 ditunda pelaksanaannya selama setahun setelah mendapat penolakan keras dari industri dan pemerintah AS.
Salah satu penolakan tersebut datang dari produsen kertas AS. Mereka memperingatkan UE bahwa EUDR yang mengharuskan eksportir melacak asal-usul kayu berisiko mengganggu perdagangan senilai US$3,5 miliar dan menaikkan harga produk sehari-hari seperti popok.
Baca Juga
Selain itu, pejabat di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden, termasuk mantan Menteri Pertanian Tom Vilsack, menyatakan bahwa terdapat ‘tantangan kritis’ dalam implementasi EUDR.
Fakta bahwa semua negara anggota Uni Eropa bakal diklasifikasikan dalam risiko rendah menjadi sinyal kuat bahwa mereka akan mendukung aturan teknis EUDR yang akan dibahas pada 12 Mei 2025, menurut sumber yang mengetahui masalah ini.
Meski demikian, klasifikasi yang merujuk pada tingkat deforestasi di setiap negara ini akan menjadi pukulan bagi Brasil. Negara dengan salah satu hutan hujan tropis terbesar di dunia itu telah melakukan lobi intensif dengan UE untuk menunda dan melonggarkan kriteria.
Sebagai catatan, Brasil dijadwalkan menjadi tuan rumah KTT iklim PBB COP30 pada November 2025 dan telah menjadikan perlindungan hutan sebagai salah satu pembahasan utama pertemuan, termasuk melalui pembentukan dana sebesar US$125 miliar.
UE melalui EUDR menargetkan pengurangan deforestasi global sebesar 10%, termasuk dampaknya pada keanekaragaman hayati, melalui pemantauan konsumsi komoditas seperti kayu, sawit, daging sapi, kopi, dan kakao. Undang-undang ini akan mengharuskan pelacakan asal-usul pada setiap impor komoditas dengan risiko deforestasi untuk menghindari sanksi berat.