Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengingatkan pentingnya dukungan insentif yang memadai dan menyeluruh guna menyukseskan proses transisi energi di sektor ketenagalistrikan nasional.
Hal ini merespons terbitnya Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 10 Tahun 2025 tentang Peta Jalan (Roadmap) Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan. Kebijakan ini menjadi landasan dalam percepatan pengembangan energi terbarukan di Tanah Air.
Wakil Ketua Umum Bidang ESDM Kadin Aryo Djojohadikusumo mengatakan, pemerintah idealnya memberikan intensif, baik fiskal maupun non-fiskal pada sektor tersebut. Hal itu demi menarik investor di sektor energi baru terbarukan (EBT).
"Kami meminta pemerintah meramu renewable energy incentive program [program insentif energi terbarukan], sebagai instrumen pendukung bagi pelaku EBT dan tentu untuk menarik investor," ujarnya melalui keterangan resmi dikutip Jumat (25/4/2025).
Menurutnya, Indonesia dapat belajar dari opsi-opsi insentif di negara maju yang pro terhadap pengembangan energi terbarukan. Insentif fiskal, misalnya, melalui pemberian tax holiday, tax allowance, pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN).
Adapun, insentif non-fiskal diberikan melalui kemudahan perizinan dan dukungan infrastruktur. Aryo mencontohkan, Amerika Serikat (AS) melalui Energy Policy Act and Production Tax Credit (PTC) telah membuktikan efektivitas insentif dalam mendorong pertumbuhan EBT.
Selain itu, dia turut mengusulkan pemerintah untuk mempertimbangkan opsi pendanaan campuran (blended finance). Hal ini sebagai salah satu solusi inovatif untuk mendukung pengembangan EBT nasional.
Sebab, pendanaan EBT diakui masih mahal sehingga blended finance bisa menjadi opsi untuk mempercepat proses dengan menggabungkan berbagai sumber pendanaan murah.
“Proyek EBT masih memerlukan investasi besar di awal. Dengan blended finance, risiko bisa dibagi antara sektor publik dan swasta, sekaligus menciptakan ekosistem yang menarik bagi investor,” papar Aryo.
Lebih lanjut, Aryo mengatakan bahwa insentif yang tepat akan menjawab semua tantangan yang ada secara sekaligus. Dengan paket insentif komprehensif dan holistik, dia yakin minat investor akan meningkat signifikan.
"Kami berharap insentif ini bisa dirumuskan dalam waktu dekat untuk mendukung implementasi Permen ESDM 10/2025," katanya.
Bagi Kadin, kata Aryo, transisi energi bukan pilihan, melainkan keharusan. Dengan insentif yang tepat, Indonesia bisa mencapai target sebaran energi terbarukan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi hijau.
Selain itu, transisi energi yang sukses akan memberikan manfaat ganda. Manfaat itu mulai dari penurunan emisi karbon sesuai komitmen Paris Agreement, penciptaan lapangan kerja hijau, penguatan ketahanan energi nasional, hingga peningkatan daya saing industri.
Pengusaha Butuh Insentif Menarik untuk Jalankan Roadmap Transisi Energi
Kadin Indonesia mendorong pemerintah untuk mengguyur insentif yang memadai guna menyukseskan proses transisi energi di sektor ketenagalistrikan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mochammad Ryan Hidayatullah
Editor : Denis Riantiza Meilanova
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
