Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Karbon Global Lesu Awal Tahun, Penerbitan Turun 50%

Perdagangan karbon pada awal 2025 cenderung lesu di tengah penurunan penerbitan kredit karbon baru dan melemahnya permintaan
PLTU Cirebon-1, Cirebon, Jawa Barat/Bloomberg-Muhammad Fadli
PLTU Cirebon-1, Cirebon, Jawa Barat/Bloomberg-Muhammad Fadli

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar kredit karbon global cenderung lesu pada awal 2025. Hal ini terlihat dari tren penerbitan dan permintaan kredit karbon yang turun secara bulanan dan tahunan.

Riset BloombergNEF mengungkap bahwa perdagangan karbon sempat menikmati momentum pada akhir 2024, tetapi melemah signifikan pada Januari 2025 karena tren musiman.

Penerbitan kredit karbon pada Januari 2025 turun 50% dibandingkan dengan Desember 2025, dengan volume setara 14,1 juta ton CO2. Pada Desember 2024, jumlah penerbitan mencapai puncaknya di angka 31,1 juta.

Secara keseluruhan, total kredit karbon yang diterbitkan sepanjang 2024 mencapai 238 juta, turun 4% dari tahun sebelumnya.

Adapun sektor yang paling mendominasi penerbitan pada Januari 2025 adalah pembangkit listrik sebanyak 39% dan emisi 28%.

“Proyek pembangkit energi masih populer karena ketersediaannya yang melimpah dan harga murah, meskipun dampak lingkungannya dipertanyakan,” tulis laporan tersebut.

Namun, seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap standar kredibilitas, proyek yang memenuhi prinsip karbon inti (Core Carbon Principles/CCP) dari Integrity Council for the Voluntary Carbon Market diperkirakan akan terus meningkat.

Proyek di Bangladesh yang berhasil mencegah timbulnya emisi dalam sistem industri menjadi yang paling banyak menerbitkan kredit bulan lalu, menyumbang 19% dari total penerbitan.

Sementara itu, permintaan bulanan untuk kredit karbon turun 31% pada Januari 2025 dibandingkan dengan Desember 2024, dengan total 16 juta kredit digunakan.

BloombergNEF mencatat penurunan bulanan ini dipengaruhi oleh efek acuan tinggi pada bulan sebelumnya. Lonjakan permintaan kredit karbon pada penutupan 2024 tak lepas dari faktor kebutuhan perusahaan untuk memenuhi target pengurangan emisi tahunan mereka.

Pada Desember tahun lalu, 23,7 juta kredit karbon digunakan, sehingga total permintaan kredit karbon sepanjang tahun mencapai 171 juta ton setara CO2.

Perusahaan minyak dan gas masih menjadi pendorong utama permintaan kredit karbon. Perusahaan migas Shell merupakan pembeli terbesar kredit karbon pada Januari dengan total 5,5 juta kredit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper