Bisnis.com, MAKASSAR - PT Vale Indonesia Tbk. terus berusaha mewujudkan tambang hijau berkelanjutan dengan upaya menghadirkan penambangan ramah lingkungan, manufaktur ramah lingkungan, hingga produk yang ramah lingkungan.
Head of Communications PT Vale Indonesia Vanda Kusumaningrum menjabarkan sudah sejak lama pihaknya memiliki tujuan untuk meningkatkan kehidupan dan mengubah masa depan masyarakat melalui perwujudan operasional pertambangan yang lebih bersih, utamanya di area sekitar tambang.
Mereka berusaha meminimalkan dampak terhadap lingkungan sambil memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, dengan salah satunya menerapkan dan menyertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001:2015, yaitu standar internasional yang membantu perusahaan untuk mengelola tanggung jawab lingkungannya secara sistematis.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) juga telah digunakan 100% untuk memberikan listrik pada setiap kegiatan peleburan. Bahkan sebesar 10,7 MW tercatat dihibahkan kepada masyarakat.
"Selain itu, selama lebih 50 tahun kami aktif menjaga kualitas air sekitar, termasuk sumber air minum. Reklamasi dan rehabilitasi pun progresif melampaui batas mencapai 250% dari area terbuka, begitu juga upaya konservasi keanekaragaman hayati lokal," paparnya pada Pelatihan Jurnalistik Bisnis Indonesia yang dilangsungkan di Makassar, Sabtu (30/11/2024).
Hasilnya, PT Vale memiliki peringkat risiko ESG yang sangat kompetitif dibandingkan perusahaan tambang lainnya. Skornya tercatat 29,4 poin, menjadi perusahaan pertambangan dengan risiko terendah keempat di dunia.
Baca Juga
Vanda menambahkan, normalisasi sungai yang ada di sekitar lokasi tambang juga menjadi perhatian serius. Pemantauan kualitas air di Sungai Bahopenila, Kabupaten Morowali contohnya, dilakukan secara berkala dan hasilnya setelah progres 88% tidak terjadi kondisi lonjakan air.
Apalagi sungai ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dengan menjadi sumber air bagi lahan sawah sekitar 5,7 hektare dengan siklus masa panen tiga kali dalam setahun.
Bukan hanya itu, perseroan juga rutin berkolaborasi dengan masyarakat sekitar. Seperti untuk pemasangan karung pasir sebagai pengendali banjir sementara, membangun jalan akses untuk mencapai daerah irigasi dan mereklamasi sedimen di sepanjang sungai, membangun tanggul sungai untuk menampung material lepas dan air limpasan, mengambil kembali sedimen di beberapa titik & pasang tanggul, hingga penggantian karung pasir dengan bronjong pada daerah irigasi.
Melalui segala aktivitas tersebut, PT Vale yakin sebentar lagi akan bisa merealisasikan pertambangan hijau lebih menyeluruh. Beberapa strategi ke depan, selain menargetkan perwujudan net zero emission, mereka juga berencana membangun fasilitas penelitian dan pengembangan senilai US$40 juta untuk mengembangkan bakat dan transfer ilmu masyarakat Indonesia.
Selain itu ada juga rencana pembangunan komponen ESG dari pabrik HPAL senilai US$30 juta dan fasilitas komunitas senilai US$10 juta.
"Kita selalu mencoba dan akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat, dengan mewujudkan operasional pertambangan hijau yang tentu lebih ramah lingkungan. Kami akan membuktikan selalu konsen dan berpihak pada lingkungan," paparnya.