Bisnis.com, JAKARTA — Kabut polusi pekat kembali mengepung New Delhi, ibu kota India pada Selasa (19/11/2024). Polusi di kawasan utara India tercatat berada di level paling berbahaya dalam beberapa pekan terakhir dan memicu pembatasan aktivitas.
Mengutip data IQAir, perusahaan pemantau kualitas udara asal Swiss, indeks kualitas udara (air quality index/AQI) di New Delhi pada Selasa menyentuh angka 434 atau dalam kategori berbahaya. Kualitas udara itu menempatkan New Delhi sebagai kota paling berpolusi di dunia.
Reuters melaporkan AQI di Delhi sempat mencapai angka 491 dan hal tersebut membuat pemerintah setempat menerapkan pembatasan kendaraan dan aktivitas konstruksi. Kegiatan belajar mengajar di sekolah juga dialihkan ke sistem daring.
Dewan Pengendalian Polusi Pusat (CPCB) menyebutkan lima stasiun pemantauan melaporkan kualitas udara di kisaran 488 sampai 500 dalam 24 jam terakhir. Sebagai referensi, CPCB mendefinisikan kualitas udara baik di AQI 0-50, sementara AQI di atas 401 berada dalam kategori parah atau berbahaya.
Polusi tinggi merupakan salah satu masalah yang rutin dihadapi India pada musim dingin. Penurunan suhu telah memicu lapisan dingin di dekat permukaan tanah terperangkap oleh lapisan udara hangat di atasnya. Hal ini menghalangi penyebaran polusi oleh angin sehingga partikel berbahaya terkonsentrasi menjadi kabut asap tebal.
Departemen cuaca India melaporkan pergeseran lapisan kabut polusi ke negara bagian Uttar Pradesh di utara telah membantu perbaikan jarak pandang di Delhi. Sementara di Agra, ibu kota Uttar Pradesh yang terletak di tenggara Delhi, jarak pandang menurun hingga nol meter. Monumen Taj Mahal bahkan telah tertutup kabut polusi selama hampir seminggu.
Baca Juga
Langkah-langkah ketat untuk meredam dampak polusi tinggi telah memengaruhi aktivitas produksi di lebih dari 3,4 juta usaha mikro, kecil, dan menengah di negara bagian sekitar seperti Punjab, Haryana, dan Delhi, menurut laporan media lokal.
Paparan terhadap polusi secara berkepanjangan tercatat telah merenggut nyawa. Studi terbaru di jurnal medis Lancet Planetary Health, sebagaimana dilaporkan Bloomberg, mendapati keterkaitan antara sekitar 34.000 kematian tahunan dengan polusi udara di 10 kota di India antara 2008 dan 2019, di mana hampir sepertiganya terjadi di New Delhi. Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan dampak kesehatan akibat polusi ini menelan biaya hampir US$37 miliar pada 2019, atau sekitar 1,4% dari produk domestik bruto (PDB) India.