Bisnis.com, JAKARTA — China akan memperketat pasar perdagangan karbon dengan menerapkan batas emisi absolut di beberapa industri untuk pertama kalinya mulai tahun 2027.
Dilansir Reuters, batas absolut tersebut akan diterapkan pertama kali pada industri dengan emisi karbon yang relatif stabil pada 2027. Pada 2030, pasar karbon nasional China atau skema perdagangan emisi (ETS) pada dasarnya akan dibentuk dengan batas emisi absolut dan kombinasi tunjangan emisi karbon gratis dan berbayar (CEA).
Saat ini, CEA didasarkan pada tolok ukur intensitas karbon yang dikurangi seiring waktu alih-alih batas emisi absolut dimana perusahaan diberikan kuota CEA gratis. Jika emisi aktual melebihi kuota perusahaan selama periode kepatuhan tertentu, maka perusahaan tersebut harus membeli lebih banyak alokasi dari pasar untuk menutupi kekurangannya. Jika emisinya lebih rendah, maka perusahaan dapat menjual surplus CEA-nya.
Baca Juga
ETS akan diperluas pada 2027 untuk pada dasarnya mencakup industri-industri utama penghasil emisi karbon. Para analis menyatakan industri kimia, petrokimia, pembuatan kertas, dan penerbangan domestik akan termasuk dalam skema tersebut.
Dalam perluasan sebelumnya pada bulan September, China akan memperluas pasar karbonnya hingga mencakup industri baja, semen, dan aluminium yang akan mencakup sekitar 60% emisi gas rumah kaca negara tersebut.
Namun para analis menyatakan besarnya alokasi gratis tersebut berarti pasar tersebut sejauh ini hanya berdampak kecil terhadap emisi karbon China. ETS pertama kali diluncurkan pada Juli 2021 dan sebelumnya hanya mencakup sektor kelistrikan.