Bisnis.com, JAKARTA — Penerapan konsep hijau dan ramah lingkungan tidak hanya banyak diterapkan pada gedung perkantoran maupun hunian. Namun saat ini pusat perbelanjaan mulai menerapkan konsep keberlanjutan meskipun belum begitu banyak.
CEO Leads Property Services Indonesia Hendra Hartono menuturkan konsep hijau di pusat perbelanjaan belum banyak namun sudah mulai diterapkan. Menurutnya, rerata pusat perbelanjaan yang menerapkan konsep hijau berada di area mixed used development.
"Jadi bukan hanya malnya yang berkonsep hijau tetapi juga gedung kantor dan hotelnya sekalian," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (20/8/2025).
Pada umumnya, pusat perbelanjaan yang mengusung konsep hijau adalah mal sewa bukan mal strata atau trade center. Namun demikian, sangat sulit bagi pusat belanja untuk mendapatkan sertifikasi green building platinum. Hal ini karena ruang publik dan beberapa outlet masih memperbolehkan merokok.
"Jadi maksimum sertifikasi green building di pusat belanja itu gold," ucap Hendra.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat mengatakan saat ini pusat perbelanjaan mulai menerapkan properti hijau dengan melakukan renovasi dan mengaudit kualitas bangunan. Namun demikian, pihaknya tak menampik masih sedikitnya ritel pusat perbelanjaan yang menerapkan properti hijau.
Baca Juga
"Green property mulai diperhitungkan, kelembapan bangunan, pemenuhan ruang hijau, pengelolaan ritel hijau dan biru, sistem pengairan, pengelolaan sampah di pusat perbelanjaan," kata Syarifah.
Presiden Direktur & CEO Paradise Indonesia Anthony P Susilo mengatakan proyek 23 Semarang Shopping Center menghadirkan perpaduan antara arsitektur kontemporer dengan sentuhan tropis-vernakular khas Indonesia. Konsep tersebut diwujudkan melalui atrium yang menyerupai hutan tropis, lengkap dengan elemen air dan lanskap hijau yang menghadirkan pengalaman berbelanja sekaligus aktivitas sosial yang unik bagi pengunjung.
"Dengan sirkulasi oval yang dinamis, fasad bangunan bermotif batik, kolam ikan dan ruang terbuka hijau, supermarket, dua atrium luas untuk acara indoor, mall ini menghadirkan banyak elemen yang menciptakan pengalaman berbelanja yang berbeda. Mal 23 Semarang memiliki empat lantai yang akan mengelilingi sebuah oase hutan tropis (urban forest) yang ada di atrium atau lantai bawah," tuturnya dalam keterangan.
Mal ini dibangun di lahan seluas 6 hektare di area hunian baru Pearl of Java (POJ) di kawasan Marina Semarang. Posisi geografis yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa membuat suhu rata-rata di Kota Semarang yang cukup panas menjadi dasar pemikiran untuk mengembangkan mal yang menawarkan konsep dengan fitur utama yang menyediakan sebanyak mungkin ruang terbuka sebagai area lansekap vegetasi dan kolam ikan untuk menurunkan suhu sekitarnya.
Mal ini memiliki akses utama dengan open plaza menghadap ke kanal yang menuju ke Laut Jawa. Kedua akses utama itu terhubung melalui fitur utama berupa Ruang terbuka hijau di tengah-tengah mal yang direncanakan sebagai tempat menikmati suasana hutan kota yang rindang.
Adapun pembangunan pusat belanja baru di Semarang tersebut dilakukan dengan model usaha joint venture PT Indonesian Paradise Property Tbk (Paradise Indonesia) dan Bina Nusantara (Binus) Group. Paradise Indonesia yang dikenal dengan portofolio iconic lifestyle destination properties dan Binus Group yang merupakan institusi dengan reputasi kuat di bidang pendidikan meyakini kolaborasi strategis melalui model bisnis joint venture ini dapat mengoptimalkan keunggulan kedua institusi untuk menghadirkan konsep, fasilitas, dan lokasi yang tidak hanya menopang perekonomian tetapi juga memberikan manfaat sosial serta mendukung pariwisata.
Rencana mal ini akan beroperasi pertengahan tahun 2026 dan diisi dengan 250 tenant dengan luas Net Lettable Area (NLA) mencapai 50.000 meter persegi. Adapun progres pembangunan hingga Agustus 2025 ini sudah mencapai 75%. Proyek Mal 23 Semarang merupakan ritel kelima Paradise Indonesia.
"Dengan target operasional pada pertengahan tahun 2026, kami optimis 23 Semarang Shopping Center akan menjadi pusat gravitasi baru bagi masyarakat Semarang dan sekitarnya. Proyek ini sekaligus memperkuat rekam jejak kami dalam menghadirkan destinasi ikonik yang berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan," ujarnya.
Pihaknya juga kampanye sosial dan lingkungan bertajuk 23 Untuk Semarang dimana bersama berbagai komunitas lokal akan menjalankan rangkaian aksi nyata bagi masyarakat dan lingkungan mulai dari pelestarian mangrove, pemberdayaan UMKM, hingga program keberlanjutan kota. Inisiatif ini akan berlangsung hingga pusat perbelanjaan resmi beroperasi, sebagai wujud komitmen bahwa kehadiran 23 Semarang Shopping Center bukan hanya membangun ruang fisik, tetapi juga menghadirkan makna, kepedulian, dan kontribusi nyata bagi Kota Semarang.
Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang memiliki berbagai potensi besar untuk menopang pertumbuhan ekonomi regional. Demografi dalam satu dekade terakhir menunjukkan peningkatan populasi signifikan dengan sekitar 60% penduduk berada di usia produktif. Pertumbuhan ini diperkuat oleh geliat bisnis di sektor konstruksi, manufaktur, dan perdagangan, yang didukung oleh infrastruktur kota serta sistem transportasi yang kian terintegrasi.
Posisi kota Semarang sebagai bagian dari kawasan besar Kedungsepur (Kendal-Demak-Ungaran-Semarang-Purwodadi) dan Joglosemar (Yogyakarta-Solo- Semarang) menjadikan kota ini bagian dari jaringan kawasan strategis nasional. Kedua wilayah tersebut tengah diarahkan untuk menjadi pusat metropolitan baru yang mengintegrasikan perdagangan, jasa, industri, dan pendidikan.