Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar ESG AS Didominasi oleh Perusahaan Asing di Paruh Pertama 2025

Perusahaan Amerika di bawah Presiden Donald Trump menjual obligasi senilai US$5,36 miliar pada paruh pertama tahun ini, turun US$14,4 miliar dari tahun lalu.
Ilustrasi investasi ESG
Ilustrasi investasi ESG

Bisnis.com, JAKARTA — Pasar obligasi berkelanjutan AS tahun ini semakin diramaikan oleh perusahaan-perusahaan asing. Hal ini disebabkan oleh reaksi politik dan minimnya manfaat penetapan harga yang terus membuat perusahaan-perusahaan Amerika enggan berinvestasi.

Berdasarkan data BloombergNEF, perusahaan asing menyumbang 89% dari penjualan obligasi korporasi hijau, sosial, berkelanjutan, dan terkait keberlanjutan dalam dolar pada semester I tahun 2025. Angka ini naik dari 76% pada paruh pertama tahun lalu dan hanya 30% pada 2020. 

Perusahaan-perusahaan termasuk Toyota Motor Corp, Deutsche Bank, dan Industrial & Commercial Bank of China Ltd telah memasuki pasar AS dengan obligasi berlabel, sedangkan banyak bank dan perusahaan utilitas AS yang sebelumnya menjual obligasi tersebut kini memilih untuk tidak melakukannya.

Peneliti Utang Berkelanjutan S&P Global Bryan Popoola mengatakan terdapat banyak greenhushing karena tekanan politik di AS.

"Beberapa perusahaan mungkin memilih untuk tetap mendanai proyek berkelanjutan mereka, tetapi tidak mencantumkan labelnya," ujarnya dilansir Bloomberg, Jumat (11/7/2025). 

Pergeseran ini merupakan simbol dari semakin lebarnya perbedaan antara perusahaan-perusahaan di AS dan negara-negara lain dalam hal strategi lingkungan, sosial, dan tata kelola. Perusahaan-perusahaan Amerika di bawah Presiden Donald Trump menjual obligasi senilai US$5,36 miliar pada paruh pertama tahun ini, turun dari US$14,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan Eropa menerbitkan obligasi senilai €91 miliar atau setara US$107 miliar di pasar domestik mereka hingga akhir Juni tahun ini. Angka ini hanya turun sedikit dari €103 miliar atau setara US$120 miliar tahun lalu. Hal ini telah memperlebar kesenjangan yang ada antara AS dan Eropa, di mana strategi ESG telah lama dianut secara lebih luas oleh peminjam dan investor. Secara global, penjualan obligasi ESG mencapai US$117 miliar pada bulan Juni, menjadikannya bulan tersibuk kedua tahun ini setelah Januari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper