Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Federal Reserve atau The Fed Michael Barr memperingatkan bahwa bank-bank di Amerika Serikat harus mengukur dan mengelola risiko terkait iklim sebagaimana mereka memperlakukan risiko lainnya dalam sistem keuangan.
“Saya pikir risiko iklim adalah risiko nyata bagi masyarakat dan kemungkinan besar akan menjadi risiko bagi sistem keuangan jika kita tidak menaruh perhatian sejak sekarang,” ujar Barr dalam sesi tanya jawab di konferensi pengembangan komunitas yang digelar Federal Reserve Cleveland, dikutip dari Reuters, Senin (30/6/2025).
Seiring dengan peringatan tersebut, Barr juga menegaskan bahwa The Fed bukanlah penyusun kebijakan iklim. Namun dia mengakui bahwa bank sentral memiliki peran untuk memastikan sektor keuangan beroperasi dengan sehat, termasuk dalam menghadapi risiko yang timbul akibat perubahan iklim.
“Kami tidak membuat kebijakan iklim, dan tidak ingin membuatnya. Namun peran kami adalah memastikan lembaga yang kami awasi beroperasi secara aman dan sehat, termasuk memperhatikan bagaimana mereka mengukur dan mengelola risiko iklim,” paparnya.
Pernyataan Barr disampaikan di tengah perubahan signifikan dalam pendekatan The Fed terhadap isu iklim. Mengutip Bloomberg, Bank Sentral AS tersebut diketahui telah membubarkan sejumlah komite internal yang sebelumnya dibentuk untuk memetakan dampak perubahan iklim terhadap stabilitas sistem keuangan pada Maret 2025, tak lama setelah Trump resmi kembali memimpin.
Dua komite utama yang dibubarkan adalah Supervision Climate Committee dan Financial Stability Climate Committee, yang didirikan pada awal 2021. Dua komite tersebut dibentuk bersamaan dengan momentum ketika The Fed mulai secara terbuka mengakui dampak finansial dari pemanasan global dan cuaca ekstrem.
Baca Juga
Pembubaran ini terjadi di tengah tekanan politik, khususnya dari Partai Republik, yang menuding bahwa The Fed telah terlalu jauh memasukkan pertimbangan iklim dalam regulasi keuangan dan menjadikan bank sentral sebagai lembaga yang kian politis.
Ketua The Fed Jerome Powell telah beberapa kali mengakui ancaman perubahan iklim terhadap ekonomi dan sistem keuangan AS, tetapi ia juga menegaskan bahwa The Fed tidak memiliki mandat untuk mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon.
“Anda telah sering mendengar pernyataan saya bahwa kami bukan pembuat kebijakan iklim. Peran kami sangat sempit dalam isu iklim,” ujar Powell dalam konferensi pers awal bulan ini.
Jauh sebelum kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden, The Fed telah menunjukkan kehati-hatian terhadap integrasi isu iklim ke dalam kerja institusional mereka. Termasuk di antaranya upaya membatasi agenda iklim Komite Basel untuk Pengawasan Perbankan, di mana The Fed disebut telah berhasil meraih beberapa konsesi penting selama 18 bulan terakhir.
Menjelang pelantikan Trump pada Januari 2025, The Fed juga resmi keluar dari Network of Central Banks and Supervisors for Greening the Financial System (NGFS), sebuah jaringan internasional bank sentral yang mempromosikan keuangan berkelanjutan.
Dampak ekonomi yang luas dari perubahan iklim sejatinya telah terdokumentasi secara luas dalam berbagai riset. Meskipun terdapat proyeksi yang beragam, banyak studi memperkirakan krisis iklim bakal berdampak signifikan terhadap PDB.
Salah satu makalah yang dirilis awal tahun ini oleh University of Exeter dan Institute and Faculty of Actuaries menyebutkan bahwa dunia akan menghadapi ancaman ‘kebangkrutan planet’. Potensi kerugian ekonomi dari perubahan iklim diestimasi bisa mencapai 50% dari PDB global pada 2070–2090 jika tidak ada tindakan kebijakan segera untuk menekan emisi.