Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didorong Gunakan Energi Terbarukan, Ini Tanggapan Pengusaha Jateng

Apindo Jawa Tengah mendorong pemerintah untuk membebaskan penggunaan energi baru terbarukan di sektor industri. Tanpa intervensi dan regulasi dari PLN.
Ilustrasi keberadaan pembangkit energi terbarukan./Bisnis - Puspa Larasati
Ilustrasi keberadaan pembangkit energi terbarukan./Bisnis - Puspa Larasati

Bisnis.com, SEMARANG — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Jawa Tengah sebut transisi penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dan praktik daur ulang limbah bukan menjadi pilihan namun keniscayaan bagi pelaku industri.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Jawa Tengah sekaligus Ketua Apindo Kota Semarang Deddy Mulyadi mengatakan upaya pengurangan emisi karbon di rantai pasok industri termasuk di Jawa Tengah, terus diarahkan untuk menyentuh tiap sektor industri. Bahkan, pada 2030, ditargetkan seluruh aktivitas industri mulai dari produksi, distribusi, hingga transportasi pekerja dapat ditekan emisi karbonnya.

"Kami harus menggunakan green energy, harus recycle. Bukan hanya listrik saja, tetapi dari bahan materialnya juga. Jadi ada semacam kewajiban untuk hal itu. Juga penghematan air juga, jadi memang ini suatu kebutuhan juga," ujarnya pada Kamis (26/6/2025).

Meskipun saat ini sudah ada 21 perusahaan di Jawa Tengah yang memulai inisiasi penggunaan EBT berbasis panel surya, namun Deddy menyebut masih ada kendala serius yang kini dihadapi pengusaha Jawa Tengah. Penggunaan panel surya untuk kebutuhan industri diatur ketat oleh PLN, padahal hal tersebut justru dirasa menyulitkan oleh pelaku usaha.

"Kalau saya, dikomersialisasikan saja. Masing-masing industri agar bisa menggunakan EBT ini. Jadi harganya bisa lebih murah, jangan dimonopoli," katanya. 

Selain masalah pemanfaatan energi bersih, Deddy juga menyoroti ketersediaan bahan baku daur ulang dari dalam negeri yang masih minim, padahal permintaan industri demikian besar.

"Kalau industri di sini kebanyakan dari luar, impor. Dari Indonesia sendiri belum banyak yang menyediakan recycle, mungkin karena bahan atau teknologinya yang susah,” ucapnya. 

Apindo Provinsi Jawa Tengah mendesak pemerintah untuk mendorong pembangunan ekosistem daur ulang yang komprehensif baik dengan jalan investasi maupun pemberian insentif dan kemudahan berusaha bagi pelaku industri daur ulang.

“Supaya orang tertarik, bagaimana pemerintah memberikan bunga murah, industri recycle diperbanyak investasinya. Jadi limbah plastik bisa berkurang,” tutur Deddy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper