Bisnis.com, JAKARTA — Penerbitan kredit karbon hingga Mei 2025 tercatat melampaui torehan pada periode yang sama tahun lalu. Di tengah pertumbuhan pasokan, permintaan kredit karbon menjelang berakhirnya paruh pertama tetap lesu.
Data yang dihimpun BloombergNEF memperlihatkan bahwa penerbitan kredit karbon pada Mei 2025 mencapai 26 juta ton setara karbon dioksida. Volume ini naik 10% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Tambahan kredit karbon yang terbit pada Mei 2025 membuat total penerbitan mencapai 95,6 juta ton sepanjang Januari–Mei 2025, melampaui penerbitan di periode yang sama tahun sebelumnya.
Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, pasokan selama Mei 2025 didominasi oleh proyek emisi fugitif. Kontribusi segmen ini mencapai 61% dari total penerbitan dengan volume 15,9 juta kredit.
Sementara itu, pasokan baru kredit karbon dari proyek pembangkit energi turun hampir separuh menjadi 1,7 juta ton dan kredit REDD+ hanya mencapai 2,2 juta ton, merosot 70% dari level April.
Adapun proyek terbesar penyumbang kredit karbon baru seluruhnya berasal dari emisi fugitif. Kredit ini terdaftar di American Carbon Registry, berbasis di Meksiko dan Amerika Serikat. Lonjakan kredit karbon emisi fugitif terjadi setelah metodologi perhitungannya memperoleh label integritas tinggi dari Integrity Council for the Voluntary Carbon Market (ICVCM).
Baca Juga
Meksiko menjadi pasar pemasok utama pada Mei 2025, diikuti AS dan Turki, dengan emisi fugitif, pembangkit energi, dan pencegahan deforestasi sebagai kredit dominan. Volume kredit karbon yang diterbitkan Meksiko mencapai 9,1 juta ton, sementara AS sebesar 8,4 juta dan Turki 2,1 juta ton setara karbon dioksida.
Di tengah pertumbuhan penerbitan kredit karbon, volume pensiun hanya mencapai 11,2 juta ton, turun 25% dari posisi April.
“Pembeli lebih banyak membidik kredit permintaan energi dan tetap memprioritaskan kredit pembangkit energi,” tulis BNEF, dikutip Selasa (17/6/2025).
Civitas Resources menjadi pembeli terbesar, meskipun hanya mempensiunkan 800.000 kredit. Di sisi lain, AS menjadi pasar populer berkat portofolio kredit yang beragam, termasuk kredit karbon dari sektor permintaan energi, limbah, dan manufaktur. Total pensiun tahun 2025 kini berada di angka 72,6 juta ton, 5% lebih rendah dibandingkan dengan 2024.
Kredit dari sektor pembangkit energi masih mendominasi pensiun, tetapi volumenya turun separuh menjadi 3,3 juta ton. Sementara itu, pembelian kredit dari sektor permintaan energi tumbuh dan menyumbang 20% dari total pensiun Mei atau setara 2,2 juta ton.
Ketika pasokan dan permintaan kredit karbon cenderung lesu selama Mei, pembentukan pasar karbon internasional sebagaimana diamanatkan Article 6 Perjanjian Paris tengah disiapkan menuju KTT Iklim PBB COP30 di Brasil. Pemerintah berupaya merampungkan infrastruktur pendukung, sementara Brasil mulai mendorong permintaan kredit sukarela dengan menyetujui penggunaannya untuk pembayaran pajak penghasilan.