Bisnis.com, JAKARTA — Lonjakan suhu laut telah menyebabkan stres panas (heat stress) yang berdampak pada kerusakan 84% terumbu karang di dunia. Kondisi ini memicu fenomena coral bleaching atau pemutihan terumbu karang yang makin parah secara global.
Laporan International Coral Reef Initiative (ICRI) yang dirilis Rabu (23/4/2025) menyebutkan peristiwa pemutihan karang yang dimulai sejak awal 2023 telah melanda 82 negara dan wilayah sehingga merusak ekosistem laut serta menyebabkan kerugian ekonomi. Terumbu karang merupakan penopang barang dan jasa kelautan yang bernilai hingga US$2,7 triliun per tahun.
“Jika suhu tidak segera menurun, maka kita akan kehilangan terumbu karang. Mungkin karang masih akan ada, tetapi keanekaragaman dan sebaran globalnya tidak akan sama,” kata Jen Matthews, peneliti di University of Technology Sydney sekaligus pakar nutrisi karang seperti dikutip Bloomberg, Kamis (24/4/2025).
Terumbu karang, yang menjadi habitat bagi sekitar seperempat kehidupan laut, menggantungkan sumber makanan dan warnanya pada alga simbiotik.
Namun, saat suhu air naik melampaui ambang toleransi, terumbu karang akan mengidentifikasi alga tersebut sebagai spesies beracun untuk dikeluarkan. Kondisi inilah yang menyebabkan fenomena pemutihan terumbu karang.
ICRI mencatat bahwa peristiwa ini merupakan pemutihan global keempat yang pernah tercatat, dan yang kedua dalam satu dekade terakhir.
Baca Juga
Dampak fenomena pemutihan begitu parah sehingga para ilmuwan memperluas sistem peringatan pada akhir 2023. Terdapat tiga level kewaspadaan baru yang dirilis untuk mengakomodasi tingkat kematian karang yang lebih tinggi.
Tanpa nutrisi, karang yang memutih bisa mati jika suhu laut tidak menurun. Padahal, terumbu karang menyediakan sumber makanan, mata pencaharian, dan perlindungan pesisir bagi sekitar satu miliar orang di dunia.
Nilai ekonomi dari ekosistem terumbu karang diperkirakan mencapai triliunan dolar per tahun, termasuk US$36 miliar dari sektor pariwisata, menurut studi tahun 2020 oleh Global Coral Reef Monitoring Network.
Tahun lalu, para ilmuwan juga memperingatkan bahwa Great Barrier Reef di Australia menghadapi risiko pemutihan karang hampir setiap tahun. Suhu laut di sekitarnya tercatat mencapai titik tertinggi dalam setidaknya 400 tahun terakhir.