Bisnis.com, JAKARTA — Hari Bumi (Earth Day) diperingati setiap tanggal 22 April 2025. Hari Bumi ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai International Mother Earth Day melalui resolusi yang diadopsi pada tahun 2009.
Tujuan hari bumi ini untuk meningkatkan kesadaran publik global akan tantangan terhadap kesejahteraan planet ini dan semua kehidupan yang didukungnya. Selain itu juga sebagai upaya mempromosikan keselarasan dengan alam dan Bumi, untuk mencapai keseimbangan yang adil antara kebutuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup dari generasi sekarang dan generasi mendatang.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan saat ini bumi sedang dilanda demam. Tahun lalu menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.
“Pukulan terakhir dalam satu dekade dengan rekor suhu panas,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, penyebab suhu panas tersebut yakni emisi gas rumah kaca yang dipompa manusia ke atmosfer dimana sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.
“Dampaknya, kebakaran hutan yang dahsyat, banjir, dan panas. Nyawa melayang dan mata pencaharian hancur,” katanya.
Baca Juga
Salah satu upayanya yakni dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cepat, dan mempercepat adaptasi untuk melindungi diri sendiri dan alam dari bencana iklim.
“Melangkah ke jalan pemulihan adalah sama-sama menguntungkan,” ucapnya.
Dia menilai energi dari tenaga terbarukan lebih murah, lebih sehat, dan lebih aman daripada alternatif bahan bakar fosil. Tindakan adaptasi ini sangat penting untuk menciptakan ekonomi yang kuat dan masyarakat yang lebih aman untuk saat ini dan di masa depan.
“Tahun ini sangat penting. Semua negara harus membuat rencana aksi iklim nasional baru yang sejalan dengan pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celsius penting untuk menghindari bencana iklim terburuk,” tuturnya.
Antonio mendesak seluruh negara termasuk G20 untuk segera menggunakan energi bersih dan menyediakan dana yang dibutuhkan negara untuk melindungi planet bumi. Hal ini sebagai upaya mengatasi polusi dan menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati.
“Mari kita bersama-sama bekerja dan menjadikan tahun 2025 sebagai tahun untuk memulihkan kesehatan Ibu Pertiwi,” ujarnya.