Bisnis.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) bersiap untuk memperluas kuota emisi karbon yang diperdagangkan tak hanya dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), tetapi juga pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Adapun, stok emisi dari PLN diperkirakan akan datang dari 300 proyek tahun ini.
VP of Energy Transition and Climate Change PLN Anindita Satria Surya mengatakan, tahun ini sebanyak 78 unit PLTU telah berpartisipasi dalam perdagangan karbon, termasuk PLTU Suralaya (600 MW) dan PLTU Paiton (400 MW).
"Kalau kita hitung di tahun 2025 ini naik ya dari 78 unit, naik sampai ke 300 unit, artinya pembangkit gas utamanya itu sudah masuk dalam perdagangan emisi nantinya," kata Anindita dalam Bisnis Indonesia Forum, Rabu (12/2/2025).
Adapun, total kuota emisi dari 78 unit tersebut mencapai 122 juta ton CO2e dengan realisasi emisi 118 juta ton CO2e dan saat ini sisa kuota emisi yang dijual sebanyak 4,2 juta ton CO2e.
"Ini pembangkit-pembangkit kita masih surplus ya artinya masih di atas cap yang ditetapkan oleh pemerintah, kita masih mempunyai sisa kuota emisi sekitar 4,2 juta ton CO2e," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa perdagangan emisi dari 78 unit PLTU tersebut merupakan fase 1 dan 2 yang nantinya akan dilanjutkan ke fase 3 dan 4 dengan memasukkan emisi dari PLTG ke pasar karbon.
Baca Juga
"Artinya memang akan terus bertambah bagaimana pemerintah melalui Kementerian ESDM menetapkan batasan pembangkit yang mana itu harus mengikuti perdagangan emisi," tuturnya.
Untuk menggairahkan perdagangan emisi, PLN saat ini tengah bekerja sama dengan Kementerian ESDM agar database pelaporan emisi ketenagalistrikan yang saat ini ada di aplikasi Apple Gatrik dapat terhubung ke pasar karbon atau IDX Carbon.
"Nantinya mungkin Apple Gatrik akan juga istilahnya bergabung atau connect dengan yang ada di IDXCarpon, itu mungkin step-by-step yang tadi disambungkan oleh kepala ini akan sampai ke situ seperti itu," terangnya.
Tak hanya perdagangan emisi, PLN juga memiliki skema offset emisi atau kredit karbon sebagai upaya mengimbangi emisi karbon di Indonesia. Adapun, tahun lalu PLN telah menerbikan empat Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE GRK) dengan total unit karbon sebesar 4 juta ton CO2e.
Total penerbitan SPE tersebut bersumber dari empat proyek yaitu PLTU Muara Tawar Blok 2, PLTM Gunung Wugul, PLTGU Grati Blok 2, dan PLTGU Priok Blok 4. Adapun, yang terjual pada hingga saat ini sebanyak 250.000 ton CO2e.
"Untuk yang kemarin, di tahun 2024 sendiri hanya sekitar 53.800 ton CO2e, kalau kita total dengan pada saat pertama kali di September 2023, itu sekitar 250.000 ton CO2e yang sudah terjual," jelasnya.