Bisnis.com, JAKARTA — Penerbitan obligasi berkelanjutan (sustainable bond) diperkirakan mencapai US$1 triliun pada 2025 secara global, tak banyak berubah dibandingkan dengan 2024.
Lembaga pemeringkat surat utang Moody’s Rating dalam laporan terbarunya menyebutkan penerbitan obligasi berkelanjutan bakal didukung oleh berlanjutnya minat dalam pembiayaan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta konservasi alam.
Obligasi hijau (green bond) diperkirakan akan mendominasi penerbitan obligasi berkelanjutan dengan nilai menembus US$620 miliar. Kemudian obligasi keberlanjutan (sustainability bond) senilai US$175 miliar, obligasi sosial US$150 miliar dan obligasi transisi senilai US$20 miliar.
Adapun penerbitan obligasi terkait keberlanjutan (sustainability-linked bonds/SLBs) diramal menembus US$35 miliar pada 2025.
“Kami memperkirakan obligasi hijau akan tetap menjadi instrumen utama obligasi berkelanjutan global pada 2025, dengan kenaikan 2% secara tahunan dan melampaui rekor US$617 miliar pada 2021,” tulis Moody’s.
Pertumbuhan obligasi hijau bakal didukung oleh penerbitan dari berbagai sektor yang membiayai rencana mitigasi iklim. Selain itu, makin banyaknya proyek yang memasukkan unsur adaptasi iklim dan konservasi alam turut mendorong prospek ini.
Baca Juga
Sementara itu, penerbitan obligasi sosial diperkirakan turun 9% menjadi US$150 miliar. Penurunan ini tak lepas dari fakta bahwa 70% penerbitan obligasi sosial pada 2024 berasal dari lembaga pemerintah dan institusi keuangan. Selain itu, jumlah proyek sosial berukuran besar yang bisa menjadi acuan cenderung terbatas.
“Kebutuhan pembiayaan sosial setelah pandemi juga menurun,” lanjut Moody’s.
Meskipun turun, penerbitan obligasi sosial pada 2025 masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan torehan US$19 miliar pada 2019, sebelum pandemi.
Sementara itu, obligasi transisi yang digunakan untuk mendukung peralihan menuju ekonomi rendah karbon, diperkirakan tetap menjadi segmen khusus dengan perkiraan penerbitan sekitar US$20 miliar pada 2025, stabil dari posisi 2024.
Moody’s mencatat pasar obligasi transisi masih terkonsentrasi di Jepang. Negara ini menyumbang lebih dari 85% dari total penerbitan global pada 2024.
Meski demikian, peningkatan kesadaran dan minat terhadap pembiayaan transisi membuka peluang untuk diversifikasi bertahap dalam segmen ini.
Prospek pada 2025 menandai tahun kelima berturut-turut dengan penerbitan obligasi berkelanjutan sekitar US$1 triliun. Moody’s mengemukakan hal ini menandai kondisi pasar yang makin matang.