Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Investasi Hijau 2025, Korporasi Makin Sadar Dampak Ekonomi Perubahan Iklim

Tahun 2025 menjadi momentum bagi korporasi dan investor untuk berinvestasi pada aspek-aspek terkait adaptasi iklim
Ekonomi hijau dan transisi energi/ilustrasi
Ekonomi hijau dan transisi energi/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Tahun 2025 bisa menjadi momentum penentuan dalam langkah dekarbonisasi global, seiring dengan dicapainya sejumlah kesepakatan dan target terkait iklim dalam COP29 di Azerbaijan pada November 2024. Ancaman perubahan iklim yang makin nyata juga membuka jalan bagi langkah adaptasi perubahan iklim di sektor pembiayaan.

Hal ini dipaparkan oleh MSCI dalam laporan bertajuk “Sustainability and Climate:
Trends to Watch 2025”. Dalam laporan tersebut, disimpulkan bahwa korporasi yang menaruh perhatian pada isu dan risiko sosial cenderung memiliki kinerja lebih baik daripada perusahaan sejenis yang mengabaikannya.

Berikut adalah sejumlah tren terkait investasi dan keuangan hijau yang menjadi sorotan MSCI untuk 2025

Perusahaan Privat dalam Fokus Solusi Transisi Energi

Investasi pada perusahaan publik tak selalu menghasilkan keuntungan optimal. Tren positif dalam investasi hijau justru memperlihatkan hasil lebih baik pada investor yang menyuntik dana ke perusahaan privat.

Laporan terbaru MSCI Inc. menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, portofolio investasi di perusahaan privat sektor energi terbarukan, kendaraan listrik, dan penyimpanan energi menghasilkan keuntungan kumulatif sebesar 123%, dibandingkan dengan 57% untuk portofolio serupa di perusahaan publik.

Namun, torehan tersebut tidak serta-merta bisa menjadi tolok ukur. Wakil Presiden MSCI sekaligus penulis laporan Abdulla Zaid mengatakan bahwa analisis kinerja investasi memerlukan peninjauan cermat terhadap karakteristik struktural dan operasional dari kedua kelas aset tersebut.

“Ada banyak inovasi yang dibiayai di pasar privat untuk mengembangkan solusi mitigasi iklim. Namun pasar ini dikenal karena kurang transparan, sehingga investor perlu mencermati bagaimana perusahaan dalam portofolio mereka memanfaatkan transisi energi dan inovasi teknologi terkait iklim,” papar Zaid.

Laporan ini sekaligus mengingatkan investor institusional soal alternatif investasi transisi energi. Terlebih di tengah tren penurunan saham energi bersih sebagaimana terlihat pada indeks S&P Global Clean Energy yang terkoreksi sekitar 40% sejak awal 2023.

Laporan MSCI juga mengungkap bahwa pasar privat untuk investasi rendah karbon tumbuh lebih cepat dalam lima tahun, yakni 17% dibandingkan di pasar publik sebesar 11,9%. Meski demikian, nilai pasar publik tercatat 23 kali lebih besar daripada privat.

Korporasi Makin Sadar Dampak Perubahan Iklim

Musim panas 2024 tercatat sebagai yang terpanas dalam sejarah global, dengan gelombang panas ekstrem di India, banjir besar di Eropa, serta badai dahsyat di Amerika Utara. Dampak perubahan iklim kini tak lagi terbatas pada proyeksi jangka panjang, karena pasar keuangan mulai sepakat tentang risiko ekonomi makro yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem ini. 

Menjelang 2025, MSCI menyebutkan para investor mulai merumuskan ulang strategi untuk menghadapi risiko ini sekaligus memanfaatkan peluang terkait adaptasi iklim.

Hampir seluruh dari 350 responden dalam MSCI Sustainability Institute Climate Risk Survey sepakat bahwa risiko fisik akibat perubahan iklim akan berdampak besar pada ekonomi global. Para ahli keuangan dari perusahaan investasi, bank, dan penyedia asuransi mencatat bahwa meskipun terdapat perbedaan pandangan tentang emisi masa depan, dampak negatif cuaca ekstrem terhadap ekonomi tidak bisa disangkal.

“Konsensus luas ini menandai pergeseran penting dalam prioritas pasar keuangan untuk tahun depan,” tulis MSCI.

Kebutuhan akan ketahanan iklim juga membuka peluang bagi para investor. Perusahaan kini makin sering membiayai proyek adaptasi melalui obligasi hijau. Misalnya, perusahaan utilitas tercatat telah memanfaatkan hasil obligasi hijau mereka untuk membiayai langkah-langkah adaptasi, seperti melindungi infrastruktur dari badai topan.

Selain proyek besar, solusi berskala kecil juga makin diminati, termasuk sistem pemanenan air, penghalang banjir portabel, dan teknologi pendingin canggih. Perusahaan publik yang menawarkan solusi ini—seperti Watts Water Technologies (sistem pemanenan air hujan) dan Modine Manufacturing (sistem pendingin)—mewakili peluang investasi potensial dalam adaptasi iklim.

Fokus pada Solusi Ketahanan Iklim

Bekerja sama dengan Global Adaptation and Resilience Investment (GARI) Working Group, MSCI Sustainability Institute mengidentifikasi lebih dari 800 perusahaan publik yang secara signifikan menawarkan solusi ketahanan iklim. Perusahaan-perusahaan ini tersebar di berbagai industri seperti asuransi, utilitas, material, dan transportasi.

Menariknya, bisnis-bisnis ini belum diperdagangkan dengan premi dibandingkan rekan-rekan industri mereka, yang menunjukkan bahwa pasar belum sepenuhnya menghargai potensi pertumbuhan pendapatan dari pengeluaran untuk adaptasi iklim. MSCI mencatata kesenjangan ini memberikan peluang bagi investor yang berpandangan jauh ke depan untuk memanfaatkan nilai yang belum sepenuhnya diakui dari adaptasi iklim.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper