Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China melonggarkan pembatasan penggalangan dana asing oleh perusahaan untuk membiayai proyek terkait iklim. Kebijakan ini ditempuh guna menekan emisi gas rumah kaca sekaligus mendorong perekonomian.
Melalui program percontohan yang berlaku di 16 provinsi dan kota besar, termasuk Shanghai dan Beijing, otoritas China mengizinkan perusahaan domestik nonkeuangan untuk lebih leluasa meminjam dana dari pihak asing dalam mata uang lokal maupun asing, asalkan pembiayaan tersebut ditujukan untuk mengurangi emisi korporasi.
“Proyek hijau atau transisi rendah karbon diizinkan menempati porsi yang lebih kecil dalam perhitungan risiko utang luar negeri. Meski rasio spesifik belum diumumkan, langkah ini secara efektif menurunkan biaya pembiayaan proyek hijau,” ujar Lei Wang, Kepala Analisis dan Riset di S&P Global (China) Ratings, dikutip dari Bloomberg, Senin (25/8/2025).
Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan China untuk mendorong korporasi memanfaatkan utang luar negeri berjangka menengah hingga panjang. Dalam Forum Lujiazui pada Juni lalu, Zhu Hexin, Wakil Gubernur Bank Rakyat China, menyatakan negara tersebut akan meluncurkan proyek percontohan guna memperluas pinjaman luar negeri sektor hijau.
Menurut Yoshi Yue, analis di Sustainable Fitch, kendaraan pembiayaan pemerintah daerah berpotensi menjadi pihak yang diuntungkan dari kebijakan ini. Namun, ia mengingatkan investor agar mewaspadai perbedaan standar aktivitas “hijau” di China dengan standar internasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia itu berupaya menarik lebih banyak modal asing ke sektor energi bersih. China telah mencoba menyelaraskan standar obligasi hijau dengan Uni Eropa dan Singapura, serta memperluas kewajiban pengungkapan data polusi perusahaan. Awal tahun ini, China bahkan menerbitkan obligasi hijau berdaulat (sovereign green bond) pertamanya di London.
Baca Juga
Crystal Geng, Kepala Riset ESG Asia di BNP Paribas Asset Management, menjelaskan bahwa proyek energi bersih di provinsi seperti Zhejiang dan Jiangsu memerlukan pembiayaan untuk peningkatan peralatan serta riset dan pengembangan.
Kawasan industri seperti Hebei membutuhkan dana untuk pengendalian polusi, sementara Guangdong dan Zhejiang tengah mencari investasi untuk teknologi baterai dan infrastruktur pengisian daya. Adapun kota-kota pesisir seperti Ningbo membutuhkan dukungan dana untuk program restorasi ekologi.
Permintaan terhadap kredit luar negeri China tetap tinggi tahun ini di berbagai mata uang. Indeks obligasi dolar investasi-grade China versi Bloomberg mencatat penyebaran (spread) ketat historis di level 60 basis poin pekan ini. Investor juga menantikan lebih banyak penerbitan obligasi hijau baru dari entitas China, tulis Christopher Li, Kepala Analis Meja Perdagangan Kredit Asia BNP Paribas, dalam pernyataan tertulisnya.