Bisnis.com, JAKARTA — Provinsi Henan, wilayah penghasil gandum utama yang dikenal sebagai lumbung pangan China, menerima pendanaan sebesar 131,5 juta yuan (sekitar US$18,3 juta atau Rp301,38 miliar) dari pemerintah pusat untuk membantu sektor pertanian yang terdampak kekeringan.
Nilai tersebut dua kali lipat lebih besar daripada dana yang sebelumnya dihimpun pemerintah daerah Henan pada pertengahan Juli dan awal Agustus untuk menjaga panen musim gugur. Produksi selama periode ini menyumbang sekitar tiga perempat dari total produksi pangan tahunan China.
Dengan tambahan pendanaan ini, total dana yang dialokasikan untuk perbaikan sumur, pemeliharaan peralatan irigasi, dan pembangunan proyek-proyek air di Henan sejak pertengahan Juli mencapai 260 juta yuan, menurut pernyataan resmi dari Departemen Keuangan Provinsi Henan yang dirilis Selasa (5/8/2025), mengutip Reuters.
Dataran China Utara, yang mencakup provinsi Henan, Hebei, dan Shandong, mengalami suhu tinggi yang berkepanjangan serta curah hujan di bawah normal sejak Juli. Lahan pertanian yang terdampak kekurangan air tercatat lebih luas dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China bahkan memperingatkan bahwa cuaca panas dan minimnya curah hujan diperkirakan masih akan berlanjut hingga Agustus, dengan potensi kekeringan yang memburuk di beberapa wilayah.
Sementara itu, wilayah selatan di bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze justru dilanda hujan lebat dengan curah hujan yang menembus rekor tertinggi. Fenomena ini menyebabkan banjir di sentra-sentra produksi padi.
Baca Juga
Produksi pangan musim gugur China kini menghadapi risiko dan tantangan serius akibat bencana banjir dan kekeringan yang terjadi secara bersamaan, menurut kementerian.
Sebagai respons, kementerian telah menerbitkan 34 langkah strategis untuk meminimalkan kerugian hasil panen di wilayah yang paling terdampak, menstabilkan produksi di daerah yang terdampak ringan, serta meningkatkan hasil di wilayah yang tidak terdampak.