Bisnis.com, JAKARTA — Total pembiayaan hijau yang disalurkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) atau BRI mencapai Rp86,9 triliun per semester I/2025. Portofolio hijau BRI turut mencakup investasi pada obligasi korporasi berbasis environmental, social and governance (ESG) senilai Rp5,4 triliun.
Portofolio pembiayaan hijau BRI mencakup beragam sektor strategis. Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan menjadi sektor hijau yang menerima pembiayaan terbesar, yakni senilai Rp61,16 triliun. Kemudian proyek ramah lingkungan lainnya senilai Rp10,20 triliun, produk eco-efficient Rp7,8 triliun dan energi terbarukan menyusul dengan nilai Rp6,47 triliun.
Sektor transportasi hijau turut menjadi sasaran pembiayaan BRI, dengan nilai kredit sebesar Rp3,55 triliun. Kemudian di sektor efisiensi energi sebesar Rp2,47 triliun dan pencegahan polusi senilai Rp500 miliar.
Dalam laporannya, BRI turut mengungkap sektor-sektor sasaran pembiayaan dengan kontribusi emisi karbon tertinggi. Sektor kelistrikan, gas, uap dan transmisi menjadi kontributor terbesar dengan persentase emisi 56,86%. Selanjutnya sektor manufaktur menyusul dengan sumbangan 27,27% dan pertambangan sebesar 10,44%.
BRI turut menerapkan pembiayaan yang mengacu pada target penurunan emisi pada sektor-sektor tinggi karbon tersebut. Sebagai contoh, emisi dari sektor pembangkit listrik ditargetkan turun 40,8% pada 2030. Adapun emisi yang dihasilkan sektor ini pada 2024 berjumlah 0,53 metrik ton setara CO2 untuk setiap listrik dan panas yang dihasilkan (dalam MWh).
BRI tercatat telah menyalurkan total kredit sebesar Rp1.416,62 triliun per semester I/2025, meningkat 5,97% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp1.336,78 triliun. Komposisi kredit UMKM tercatat sebesar 80,32% dari portofolio pembiayaan perseroan atau setara dengan Rp1.137,84 triliun.
Baca Juga
Lebih lanjut, aset bank pelat merah ini pun meningkat 6,52% (YoY) menjadi Rp2.106,37 triliun dari sebelumnya Rp1.977,37 triliun.
Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross BRI relatif stabil pada level 3,23% dibandingkan sebelumnya 3,21%. NPL net tercatat bergerak dari 0,86% menjadi 0,99%.
Terkait pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BRI meningkat 6,65% (YoY) menjadi Rp1.482,12 triliun per semester I/2025, dari sebelumnya Rp1.389,66 triliun.
Dana murah alias current account saving account (CASA) naik 10,6% (YoY) menjadi Rp970,94 triliun. Realisasi tersebut mencerminkan rasio CASA sebesar 65,51% dari total simpanan BRI hingga semester I/2025.