Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerugian akibat Bencana Alam di China Tembus Rp123 Triliun pada Semester I/2025

Kerugian ekonomi akibat bencana alam yang melanda China selama semester I/2025 menembus Rp123 triliun
Banjir yang melanda provinsi Guizhou membuat gedung-gedung terendam./China Daily via Reuters
Banjir yang melanda provinsi Guizhou membuat gedung-gedung terendam./China Daily via Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Kerugian ekonomi akibat bencana alam terkait iklim yang melanda berbagai wilayah China selama semester I/2025 ditaksir menembus 54,11 miliar yuan (sekitar US$7,55 miliar). Kerugian ini setara dengan Rp123,27 triliun (nilai tukar Rp16.328 per dolar AS).

Kementerian Penanggulangan Darurat dalam konferensi pers Selasa (15/7/2025), menyebutkan bahwa sebanyak 307 orang dinyatakan meninggal atau hilang akibat bencana tersebut, sementara 2,19 juta hektare lahan pertanian mengalami kerusakan.

Bencana alam yang melanda China pada paruh pertama 2025 setidaknya berimbas ke 23 juta orang penduduk, di mana 620.000 di antaranya harus dievakuasi. Selain itu, 29.600 rumah mengalami kerusakan, naik 28,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu memang menghadapi ancaman bencana yang makin besar karena cuaca ekstrem. Setiap tahunnya, bencana alam yang melanda China berisiko menghilangkan aktivitas ekonomi bernilai puluhan miliar dolar serta korban jiwa.

Pekan lalu, sebanyak 25 sungai di wilayah barat daya China terpantau melampaui ambang batas aman pada. Lebih dari 10.000 orang telah dievakuasi setelah sisa-sisa topan Danas dan dinamika hujan muson Asia Timur memicu curah hujan tinggi dan banjir besar.

Bencana yang dikaitkan dengan perubahan iklim tersebut kini menjadi tantangan besar bagi China, terlebih dengan sistem pengendalian banjir yang menua. Mengutip Reuters, banjir yang melanda China telah mengacaukan sektor pertanian Negeri Panda yang bernilai US$2,8 triliun.

Ibu kota Beijing juga tak luput dari hujan deras. Salah satu wilayah di distrik Chaoyang tercatat menerima curah hujan sebesar 68,2 mm hanya dalam waktu satu jam pada Kamis (10/7/2025) pagi, menurut Beijing Daily.

Kementerian Sumber Daya Air China sempat memperingatkan pekan lalu bahwa sepuluh sungai di barat daya, termasuk Sungai Longyan yang mengalir melalui wilayah padat penduduk di Chongqing, berpotensi menjebol tanggul dan bendungan karena limpahan air yang tinggi.

Hujan selama lebih dari 24 jam pekan lalu juga menyebabkan permukaan Sungai Chishui di Provinsi Guizhou mencapai titik tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1953. Sementara itu, Sungai Xiaocao di Provinsi Sichuan mencapai level tertingginya dalam 29 tahun terakhir.

Sementara itu, otoritas kesehatan Beijing memperingatkan bahwa kombinasi antara hujan deras yang sering, suhu tinggi, dan kelembaban yang tinggi meningkatkan risiko kontaminasi air dan pangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper